Rektor IMDE Totok Amin Soefijanto, Ed.D: Berita TV Salah Satu Penangkal Penyebaran Hoaks di Medsos

2 weeks ago 29

SHNet, Jakarta- Rektor  Institute Media Digital Emtek (IMDE)  Totok Amin Soefijanto,  Ed.D  menegaskan, konten berita televisi masih sangat penting dan relevan, khususnya untuk mencari keberan atas semakin  suburnya berita-berita tak berdasar atau berita bohong alias hoaks yang berseliweran di jagat media sosial (medsos).

“Pemberitaan TV menjadi bagian penting dari upaya mencari kebenaran dari suatu peristiwa. Keberadaan berita TV nasional, khususnya, menjadi acuan penting dalam menangkal berita hoaks dan pemutarbalikan fakta yang nyaris terjadi setiap jam, setiap menit,” ujar Totok ketika memberikan sambutan pada acara webinar bertema  ”Berita TV di Tengah Pusaran Media Sosial” yang digelar oleh Program Studi Produksi Media IMDE, pada Jumat, (14/03/2025).

Webinar ini menampilkan narasumber utama  Fitri Diani, Dept Head News INDOSIAR dan dosen IMDE, dan dipandu seorang mahasiswa IMDE,  Anita Sari Simatupang dan diikuti ratusan peserta baik unsur  IMDE maupun berbagai kalangan. Karena itu Rektor memberikan apresiasi kepada Teguh Setiawan, Direktur Program Vokasi IMDE, dan timnya yang sudah menggagas acara ini.

Lebih jauh Totok mengatakan, medsos yang menjadi lahan subur berita palsu, padahal tadinya menjadi harapan munculnya jurnalisme warga (citizens journalism) yang lebih cepat, faktual, dan akurat. Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aptika Kominfo/Komdigi menemukenali kategori konten hoaks terbanyak berisi penipuan yaitu sebanyak 890 konten, itu sekitar 46% dari seluruh berita hoaks sepanjang tahun 2024 yang mencapai 1.923 berita.

“Sangat dahsyat memang berita hoaks atau palsu ini. Masyarakat kita, khususnya mereka yang kurang berpendidikan dan anak-anak, menjadi sasaran empuk berita-berita yang menyesatkan tersebut,” kata Totok

Karena itu tandas Totok, IMDE memiliki tekad untuk mendorong penggunaan teknologi media digital yang lebih bertanggungjawab dan bermanfaat buat masyarakat banyak. Oleh sebab itu, kami mendukung langkah-langkah pemerintah dalam mitigasi berita hoaks dan peningkatan literasi media di semua lapisan masyarakat Indonesia. Dengan keterlibatan akademisi di kampus yang lebih intensif, maka semakin banyak keluarga, orangtua, dan anak-anak kita yang melek media. “Mereka tidak mudah dikelabui oleh berita sensasional dan lucu yang cenderung palsu,”tambahnya.

Dibalik layar webinar, Moderator Anita Sari Simatupang sedang memandu webinar

Berita Televisi Harus Berbenah

Narasumber webinar, Fitri Diani  (Dept Head News Indosiar & Dosen IMDE) mengatakan,  di tengah gencarnya penetrasi media sosial, berita televisi harus berbenah jika tak ingin bernasib sama dengan sejumlah media cetak yang sudah gulung tikar terlebih dulu. Di Indonesia, berita televisi masih punya harapan dan berdaya untuk berkembang lewat sejumlah terobosan serta inovasi memanfaatkan teknologi.

Fitri menyarankan, memanfaatkan kepercayaan pemirsa yang menganggap berita tv lebih faktual dan kredibel, jurnalis televisi harus lebih kreatif mengemas maupun menampilkan berita, tidak hanya lewat televisi sebagai media konvensional, tapi juga memanfaatkan media digital, termasuk media sosial.

“Jurnalis, saat ini dituntut tidak hanya mampu melaporkan peristiwa untuk pemirsa televisi, tapi juga mampu membuat konten multimedia. Kemampuan mengikuti zaman yang berubah serba cepat, saat ini jadi sebuah keharusan, jika tidak ingin tertinggal atau bahkan menuju kepunahan,” ujarnya.

Lebih jauh dikemukakan Fitri, kekuatan berita televisi yang diolah secara lebih bertanggung jawab menjadi modal dasar agar tetap memiliki pangsa pemirsa. Apalagi jika informasi ditampilkan secara lebih menarik dengan turut memanfaatkan saluran di media sosial, alih-alih menjauhinya. Faktanya, media tv yang bisa memanfaatkan perkembangan teknologi masih bertahan kendati penghasilan dari kue iklan harus berbagi dengan platform digital.

“Tentu saja, diperlukan kerja keras luar biasa karena aroma-aroma kejatuhan berita tv mulai menyeruak. Televisi yang selama ini menjadi primadona saluran komunikasi massa berbasis audio-visual, disebut-sebut tengah di ambang senja kala karena tergerus cepatnya perkembangan media sosial berbasis internet,” katanya.

Sementara Teguh Setiawan S.Pd., M.I.Kom (Direktur Pendidikan Vokasi dan Kaprodi Produksi Media ) mengatakan, dunia berita televisi kini menghadapi tantangan besar dengan semakin kuatnya peran media sosial dalam menyebarkan informasi. Perubahan cara masyarakat mengonsumsi berita membuat TV harus beradaptasi agar tetap relevan tanpa kehilangan kualitas dan kredibilitasnya.

Untuk membahas hal ini, lanjut Teguh, Program Studi Produksi Media dengan bangga mengadakan webinar “Berita TV di Tengah Pusaran Media Sosial”. Dalam webinar  ini, kita akan belajar langsung dari dosen IMDE Fitri Diani,S.Sos., M.Si  yang memiliki pengalaman di bidang media dan jurnalistik, serta dipandu oleh Anita Sari Simatupang mahasiswa IMDE  sebagai moderator.

“Saya berharap webinar ini bisa menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa, akademisi, dan praktisi media untuk memahami tantangan dan peluang berita televisi di era digital. Dengan diskusi yang interaktif dan penuh wawasan, kita bisa bersama-sama mencari cara agar berita TV tetap dipercaya dan relevan di tengah perkembangan media social, harapnya. (sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan