Rumah Gizi Yayasan Abhipraya dan Aisyiyah Resmi Diluncurkan

4 weeks ago 49

SHNet – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Kesehatan Aisyiyah Kabupaten Bogor meluncurkan Rumah Gizi sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pencegahan stunting. Acara peluncuran ini digelar di Alun-Alun Desa Cibitung Wetan, Pamijahan pada Sabtu, 1 Februari 2025, dan diresmikan secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, H. Zamzam Erawan, didampingi oleh kader Aisyiyah dan perwakilan YAICI.

Peluncuran Rumah Gizi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pengajian Daerah Muhammadiyah dan peresmian Alun-Alun Desa Cibitung Wetan. Kehadiran Rumah Gizi diharapkan dapat menjadi pusat edukasi dan pendampingan bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dan pencegahan stunting.

Hermawati, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Bogor, dan Ade Herni, Pimpinan Cabang Aisyiyah Pamijahan, menjelaskan bahwa Rumah Gizi merupakan wujud nyata upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya di Desa Cibitung Wetan. Mereka menyoroti pentingnya edukasi tentang pola hidup sehat, meskipun masih menghadapi tantangan seperti jarak antar rumah warga yang cukup jauh.

Salah satu fokus utama edukasi adalah kebiasaan jajanan anak-anak. Hermawati dan Ade Herni menekankan pentingnya menghindari makanan pedas dan tidak sehat. Mereka juga mengungkapkan bahwa penggunaan kental manis (SKM) sebagai pengganti susu masih menjadi masalah. Meski penggunaannya sudah mulai berkurang, sebagian masyarakat masih mengkonsumsi SKM karena alasan kemudahan dan harga yang murah.

“Melalui kegiatan pengajian dan posyandu, kami terus mengedukasi masyarakat bahwa kental manis bukanlah susu dan tidak baik untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak dan lansia,” ujar Hermawati.

Sebagai alternatif, masyarakat diajak untuk beralih ke makanan tradisional seperti bubur kacang hijau yang lebih sehat dan mudah dibuat. Selain itu, orang tua juga didorong untuk menyediakan cemilan lokal dari hasil pertanian setempat agar anak-anak lebih mengenal makanan tradisional.

Lina Marlina, Koordinator Rumah Gizi dari Aisyiyah Majelis Kesehatan Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa Rumah Gizi ini merupakan bagian dari program pencegahan stunting yang diamanahkan oleh Muktamar Solo dan SK Bupati Bogor. Rumah Gizi fokus pada lima kelompok utama, yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, ibu dengan balita, dan lansia.

“Kelima kelompok ini menjadi fokus kami karena pola asuh berputar di sekitar mereka. Edukasi sedini mungkin kepada remaja sangat penting untuk mencegah stunting di masa depan,” jelas Lina.

Sejak 2017, Aisyiyah telah aktif melakukan pendampingan di berbagai desa di Kabupaten Bogor, termasuk Leuwiliang, Cibeber 4, Barengkok, dan kini Pamijahan. Meski menghadapi kendala seperti kurangnya antusiasme dari remaja dan calon pengantin, banyak responden memberikan testimoni positif dan meminta agar edukasi ini terus dilanjutkan.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Nugroho Setijo Nagoro, menyambut baik inisiatif Rumah Gizi ini. Ia berharap adanya kolaborasi antara koperasi, BumDes, dan kelompok masyarakat untuk mengelola program ini secara bersama-sama. “Dana Desa Stunting bisa dikelola untuk kemajuan masyarakat, asalkan data dan sasarannya tepat,” ujarnya.

Nugroho juga menawarkan dukungan untuk mereplikasi model Rumah Gizi di desa-desa lain. “Model ini bisa diserahkan ke kami untuk direplikasi, minimal di desa sebelah. Insya Allah kami akan memberikan support,” tambahnya.

Sementara itu, anggota DPD RI Jawa Barat, Jihan Fahira, mengapresiasi kehadiran Rumah Gizi. Ia berharap program ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, khususnya ibu dan anak-anak. “Dengan Rumah Gizi, kami berharap anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi unggul yang mampu mewujudkan Indonesia Emas,” ucap Jihan.

Melalui Rumah Gizi, Hermawati dan Ade Herni berharap dapat memberikan edukasi yang lebih mendalam kepada orang tua, khususnya generasi muda, agar lebih memperhatikan pola makan anak-anak. Mereka juga berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya kental manis dan pentingnya mengonsumsi makanan sehat.

“Kami ingin masyarakat, terutama orang tua, lebih aware terhadap pola makan anak-anak. Dengan banyaknya jajanan tidak sehat di lingkungan sekitar, edukasi seperti ini sangat penting,” tutup Hermawati.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan