IMDE dan Bina Bangsa School Kolaborasi Sinergi dalam Pementasan “The Magic Flower: An Adaptation of Tangled”

2 weeks ago 25

SHNet, Jakarta- Bina Bangsa School Kebon Jeruk, Jakarta dengan bangga mempersembahkan pentas  “The Magic Flower: An Adaptation of Tangled”, produksi teater yang penuh warna dipimpin siswa yang menghidupkan kisah dongeng kesayangan seperti yang belum pernah ada sebelumnya.

Dengan bimbingan guru-guru yang berdedikasi dan kolaborasi penuh semangat dari siswa-siswi dari semua tingkat Bina Bangsa School, produksi ini merupakan perayaan kreativitas, bakat, dan kerja sama tim.

Dari pertunjukan pada Jumat (09/05/2025)  yang memukau hingga set yang imajinatif dan penceritaan yang memikat, The Magic Flower menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton dari segala usia.

Dalam pementasan itu, Institut Media Digital Emtek (IMDE) ikut berkolaborasi yakni mahasiswa sebagai tim dokumentasi (multicam production). Dalam pementasan ini dosen IMDE, Ressa Rizky Mutiara Hadi, M.Sn dan mahasiswi (Farla dari prodi Produksi Entertainmen) yang diundang untuk menonton,

Sinopsis Cerita:

Cerita “The Magic Flower: An Adaptation of Tangled” ini menjadi awal dari petualangan Rapunzel yang kelak mencari jati dirinya dan menemukan kebenaran tentang masa lalunya. Mengangkat tema tentang keserakahan, identitas diri, dan kebebasan, serta bahwa kekuatan sejati bukan hanya dari keajaiban, tapi juga dari keberanian dan cinta.

Sebuah bunga emas ajaib yang tumbuh dari tetesan cahaya matahari dipercaya memiliki kekuatan menyembuhkan dan memperpanjang usia. Bunga ini digunakan untuk menyembuhkan Ratu yang sedang hamil, dan kekuatannya berpindah ke bayi yang dilahirkannya, Rapunzel. Seorang wanita tua bernama Mother Gothel menculik Rapunzel demi memanfaatkan kekuatan rambut ajaibnya untuk tetap muda. Rapunzel pun tumbuh terkurung di menara, tak menyadari asal-usulnya, hingga akhirnya mencari kebebasan dan menemukan jati dirinya.

Flayer pementasan “The Magic Flower: An Adaptation of Tangled”

Dosen IMDE Ressa dan mahasiswa IMDE Farla memberikan beberapa poin tambahan yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan pertunjukan drama musikal The Magic Flower

Kekuatan Pertunjukan:

  1. Penggabungan Unsur Dramatis dan Romantis, Unsur dramatis dan romantis terasa kuat, terutama pada momen-momen pertemuan dan perpisahan antara Rapunzel dan Flynn Rider. Kehadiran komedi juga menyeimbangkan suasana agar tidak terlalu berat.
  2. Visual dan Lighting yang Memukau, Deskripsi mengenai warna-warni lighting yang menggambarkan keindahan dan ketenangan sangat baik. Ini membantu memperkuat emosi di atas panggung.
  3. Musikalitas yang menghidupkan Cerita, Pembukaan dengan Indonesia Raya menciptakan nuansa khidmat, sementara musik sepanjang cerita mengalir dengan baik, memperkuat  adegan-adegan penting.
  4. Dialog dalam bahasa Inggris yang sangat fasih pengucapannya. Ini semakin memperkaya adegan-adegan yang ada, dimana dialog bahasa inggris menjadi salah satu kekuatan dari penampilan para pemain di drama musikal ini.

Kritik dan Saran Perbaikan:

  1. Pergantian Set yang Lebih Halus: Kamu menyebutkan stage crew yang terlalu grasak-grusuk. Mungkin bisa dipertimbangkan latihan transisi panggung yang lebih mulus dengan menggunakan teknik blackout cepat atau perubahan set otomatis untuk menjaga alur cerita tetap tenang.
  2. Pendalaman Karakter Mother Gothel: Mother Gothel sebagai antagonis utama bisa diperkuat, baik dari sisi akting maupun penampilan panggung, agar konfliknya dengan Rapunzel lebih terasa intens dan mengancam.
  3. Penyampaian Cerita yang Lebih Padat: Di beberapa bagian, alur cerita terasa agak melompat. Mungkin akan lebih baik jika ada narasi atau dialog transisi yang menghubungkan perubahan emosi dan peristiwa penting, sehingga penonton bisa lebih terhubung.
  4. Penekanan pada Transformasi Rapunzel: Bagian di mana Rapunzel memotong rambut dan menemukan kekuatan sejatinya adalah klimaks yang kuat. Akan lebih menyentuh jika didukung dengan koreografi khusus dan tata cahaya yang dramatis. (sur)
Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan