
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Suasana Kota Baubau terasa berbeda, Kamis pagi (8/5/2025). Udara sejuk dan langit cerah menyambut kedatangan para insan kelistrikan dari berbagai wilayah Sulawesi. Mereka datang membawa satu tekad: memperkuat sistem kelistrikan Baubau melalui Rapat Koordinasi Sistem (Rakorsis) Baubau 2025.
Lebih dari sekadar agenda rutin, Rakorsis kali ini menjadi momentum penting, yang menandai dimulainya langkah konkret perkuatan sistem kelistrikan di kawasan Baubau. Hal ini ditegaskan oleh Executive Vice President Transmisi Kalsumapana, Dispriansyah, yang menyebut Rakorsis sebagai tonggak sejarah baru.
“Ini bukan sekadar rapat biasa. Ini adalah panggilan untuk berubah. Sistem kelistrikan Baubau sudah lama memerlukan perhatian serius, dan sekarang saatnya kita bergerak bersama—secara kolaboratif,” ujar Dispriansyah dalam keterangan tertulis yang diterima KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID, Jumat (9/5/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya percepatan mitigasi risiko, mengingat dua gangguan besar telah terjadi di sistem Baubau hanya dalam kurun waktu lima bulan pertama 2025.
“Kita tidak bisa menunggu lebih lama. Potensi gangguan bisa semakin besar jika tidak segera kita tangani bersama,” jelasnya.
Mewakili General Manager UID Sulselrabar, SRM Distribusi Ansats, menyampaikan optimisme akan kekuatan kolaborasi antarelemen organisasi.
“Kita punya SDM andal, semangat tinggi, dan komitmen bersama. Ini bukan pekerjaan satu divisi, ini kerja tim,” katanya disambut anggukan para peserta.
Suasana Rakorsis menjadi lebih hangat dan cair ketika VP Pengendalian Distribusi Sulmapana, Taufik, berbicara dengan pendekatan personal.
“Saya tidak akan memberi arahan. Saya ingin kita bicara terbuka. Semua pakar sudah hadir hari ini. Ini momen emas untuk menyatukan pemikiran,” tuturnya dengan senyum hangat.
Apresiasi juga datang dari GM UIP3B Sulawesi, Nurdin Pabi, yang menegaskan pentingnya Rakorsis ini sebagai forum strategis lintas unit.
“Alhamdulillah, semua hadir. Dan saat ini, Baubau sudah naik kelas. Dari sisi kompleksitas sistem dan keterlibatan stakeholder, Baubau bisa disetarakan dengan Bali bahkan Jakarta,” ujarnya.
Dalam paparan teknisnya, Nurdin menekankan bahwa margin pasokan listrik di Baubau kini sangat tipis. Gangguan yang terjadi sebagian besar berasal dari jaringan dan pembangkit, sehingga solusi harus bersifat lintas sektor dan terintegrasi. “Sistem kita sedang siaga. Butuh komitmen total dari semua pihak,” katanya.
Rakorsis Baubau 2025 hadir bukan sekadar sebagai forum teknis, tapi sebagai refleksi semangat kolektif. Di dalam ruang itu, para pemangku kepentingan menyadari bahwa sistem kelistrikan adalah urusan bersama—lebih dari sekadar infrastruktur, ia adalah wujud komitmen untuk masa depan.
Dengan semangat kolaborasi, Baubau kini melangkah ke depan. Tidak sendiri, tetapi bersama. Menuju sistem kelistrikan yang lebih andal, tangguh, dan berpihak pada kepentingan masyarakat. (KP)