Lakukan ini, Agar ASN Tidak Bekerja Seenaknya

4 days ago 18

Oleh: Syarif Ali

“Jangan kira jadi ASN hidup enak dan seenaknya. Tidak. Bekerja dengan efisien melayani rakyat,” ujar Prabowo di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kamis (13/3/2025).

Prabowo menekankan, ASN harus efisien melayani masyarakat. Kepala Negara juga mengungkapkan keinginannya untuk menghilangkan budaya kerja ASN yang lambat dan tidak responsif.

Presiden Prabowo mengajak para menteri untuk merumuskan perbaikan sistem kerja aparatur sipil negara (ASN) agar mereka dapat bekerja secara optimal. Ajakan ini semestinya menyadarkan para pembantunya bahwa penataan birokrasi harus berkelanjutan.

Apakah sistem kerja ASN belum memadai?

Selama lima dekade terakhir, sistem kepegawain kita  telah memanfaatkan sumber daya fisik dan lingkungannya dengan baik untuk mewujudkan pengelolaan kepegawaian yang kompetitif.

Saat ini kita sudah mempunyai seperangkat regulasi, seperti manajemen ASN, penilaian kinerja, disiplin ASN, standar operasional prosedur, dan instrumen lain. Penerapkan teknologi mulai dari perencanaan stratejik ASN hingga pemberhentian dan pensiun. Penggunaan peralatan dan perlengkapan dalam memacu kinerja ASN sudah membukukan beberapa pengakuan.

Catatan Worldwide Governance Indicators, Indonesia menorehkan peringkat 73 tahun 2022 dari sebelumnya peringkat 99 tahun 2017. Untuk Government Effectiveness terjadi peningkatan dari 94 ke 87 dalam katagori Regulatory Quality. Indonesia juga mengalami perbaikan untuk upaya inovasi, Global Innovation Index naik dari peringkat 85 (2019) menjadi 54 (2024).  Dalam konteks Electronic Government Development Index (EGDI) Indonesia naik dari peringkat 107 (2017) menjadi 64 (2024).

Jelaslah sistem untuk mewujudkan kinerja sudah lengkap dan tajam. Namun, Prabowo masih merasa ada yang kurang yakni sistem kerja yang lamban. Ia menekankan bahwa budaya birokrasi yang buruk harus dihapuskan.” Kalau bisa susah kenapa dibikin gampang’, budaya ini yang harus kita kikis. Birokrat-birokrat yang tidak mau mengikuti zaman harus kita evaluasi,” tegas dia.

Dalam konteks budaya kerja, kita pernah mempunyai payung hukum Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Nomor 39 Tahun 2012.

Peraturan ini bertujuan untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku pejabat serta pegawai meningkatkan kinerja. Paling tidak ada 17 pasang nilai yang mencerminkan sikap dan perilaku ASN yang tidak dapat dipisahkan.

Saat ini, BerAKHLAK menjadi Core Values dan Employee Branding ASN. BerAKHLAK adalah akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Nomor 20 Tahun 2021 merupakan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diluncurkan oleh Presiden ke 7, Joko Widodo pada 27 Juli 2021.

Budaya kerja ASN dipertajam denganPeraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan membina karakter/watak guna meningkatkan keteladanan.

Pola pikir

Pada dekade sembilan belas delapan puluhan, Badan Adminsitrasi Kepegawain Negara (BAKN) dipimpin A.E. Manihuruk. Pensiunan Mayor Jenderal ini meninggalkan legasi disiplin. Banyak pegawai BAKN mengubah pandangan terhadap makna bekerja. Manihuruk berhasil menyuntikkan kesadaran perilaku disiplin kepada bawahannya.

Pekerjaan tata usaha kepegawaian mulai dari mengelola tata naskah, peremajaan data, hingga mengisi buku besar berjalan rapi. Manihuruk mendorong pegawai untuk tetap masuk kantor kecuali terbujur di rumah sakit.

Dengan ciri khas disiplin dan keteraturan, BAKN menjelma instansi yang berperan penting dalam menata kepegawaian, pendaftaran ulang pegawai negeri sipil (PUPNS) di seluruh Indonesia salah satu terobosan untuk mendapatkan data presisi jumlah PNS yang aktif.

Bonding antara AE. Manihuruk dengan pegawai BAKN sangatlah kuat, di satu sisi Manihuruk tidak mentolerir pegawai yang melanggar regulasi, di sisi lain mantan tentara ini akan mempertimbangakan secara mendalam ketika menjatuhkan hukuman.

Dari pengalaman di atas, saya ingin menyampaikan bahwa pola pikir ASN menjadi prioritas untuk dipebaiki. Mendadak disiplin, seperti antri dan tidak membuang sampah sembarangan dapat ditunjukkan oleh orang Indonesia jika sedang berada di Singapura. Pola pikir tersebut mendadak ambyar ketika kembali tiba di Indonesia.

Menyentuh Hati Bawahan

Praktik lancung “kerja seenaknya” bukanlah hal baru. Apa yang disampaikan Presiden berkait sistem kerja lamban hanya pengulangan dari praktik-praktik kerja di masa lalu. Karena itu pembenahan seharusnya diarahkan pada pembinaan dan pertumbuhan individu ASN oleh pemimpin.

Artikel ”Pemimpin, Pentingkah Menyentuh Anak Buah?” (Kompas.id-7/12/2024) menegaskan bahwa pemimpin di bidang apapun tidak hanya memberikan arahan atau mengerjar target, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dalam dengan anggota tim.

Membenahi sistem kerja ASN agar tidak seenaknya dapat dimulai dengan meningkatkan hubungan emosional antara pemimpin dan anak buah. Hubungan tersebut akan menjadi fondasi menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Karena itu, menunjukkan emosi dalam kepemimpinan sangatlah penting diciptakan di ruang-ruang kerja ASN.

Kepemimpinan pejabat struktural yang emosional bukanlah kelemahan, emosi adalah inti dari interaksi manusia.  Mengesampingkannya berarti menghilangkan bagian penting dari kepemimpinan yang baik.

Tony Fernandes, CEO Air Asia, berhasil membangun kepercayaan dan bonding yang kuat dengan timnya, ini membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

Karena penggunaan teknologi dan kelengkapan regulasi manajemen ASN cukup memadai maka permintaan Presiden Prabowo untuk merumuskan perbaikan sistem kerja ASN dapat dilakukan dengan pemimpin menyentuh hati anak buah.

Penulis, Syarif Ali, Dosen dan Pengurus LKEB FEB UPN Veteran Jakarta

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan