Tangkapan Ikan Menurun,Diduga Efek Aktivitas Tambang

1 day ago 7
Ketua DPD HNSI Sultra, Yusrianto menjadi nara sumber tunggal dalam program Podcast Kendari Pos Channel, Jumat (21/11/2025).

KENDARIPOS.CO.ID--Produksi perikanan tangkap di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Merosotnya hasil tangkapan nelayan ini, tak lepas dari rusaknya ekosistem laut, yang diduga kuat dipicu aktivitas pertambangan di berbagai daerah.

Informasi itu diungkap Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusrianto saat tampil di Podcast Kendari Pos Channel, Jumat (21/11/2025).

Dalam podcast yang dipandu langsung Direktur Kendari Pos, Awal Nurjadin, DPD HNSI Sultra menyebut, masuknya limbah dari kawasan tambang ke laut, sedimentasi dari hutan, hingga kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap destruktif, menjadi faktor utama yang menurunkan produktivitas perikanan. Dampaknya, nelayan kini harus melaut lebih jauh untuk mendapatkan ikan.

“Dulu nelayan cukup melaut 5–7 mil dari garis pantai. Sekarang, saat musim hujan dan limbah turun dari gunung, mereka harus pergi hingga 13 mil. Biaya operasional naik, pendapatan menurun,” ujar Yusrianto.

Ia menyebut, sejumlah wilayah yang paling terdampak berada di sekitar kawasan pertambangan, seperti Kolaka, Kolaka Utara, Bombana, Konawe Utara, dan Konawe Selatan (Konsel).

Tak hanya nelayan, industri pengolahan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari juga ikut terpukul. Minimnya pasokan ikan membuat beberapa unit usaha terpaksa menghentikan kegiatan produksi.

Belum Berpihak ke Nelayan

Yusrianto menambahkan, kebijakan pemerintah belum sepenuhnya berpihak kepada nelayan. Menurutnya, regulasi perikanan harus diarahkan untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan