TURUNKAN STUNTING : Kepala Bappeda Kolut Ismail Mustafa (empat dari kiri) foto bersama Sekprov Sultra Asrun Lio (lima dari kiri) dan Kepada Bappeda Sultra J.Robert usai menerima penghargaan dari Pemprov Sultra pada Rakor percepatan penurunan stunting tingkat provinsi tahun 2025 di Hotel Zahra Syariah Kendari, Kamis (13/11)
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Strategi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara (Kolut) menekan angka stunting membuahkan hasil. Dari hasil evaluasi tim percepatan penanganan stunting provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kasus penyakit gagal tumbuh akibat gizi buruk pada anak di Bumi Patowonua turun. Jika tahun 2023, tingkat prevalensi stunting berada di angka 30,7 persen. Pada tahun 2024, turun signifikan menjadi 23,6 persen.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kolut Ismail Mustafa mengatakan upaya percepatan penurunan angka stunting sudah on the track. Efektifitas langkah pemerintah terlihat dari hasil evaluasi tim dari provinsi. Kolut menempati posisi kedua di Sultra dalam pencapaian target pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
"Alhamdulillah, Kolut mampu memenuhi target pelaksanaan aksi konvergensi perecapatan penurunan stunting. Pencapaian ini menempatkan Kolut naik satu peringkat di posisi kedua tahun 2024. Sebelumnya tahun 2023, kita menduduki rangking ketiga terbaik," kata Ismail Mustafa kepada Kendari Pos, Kamis (13/11).
Sebagai bentuk apresiasi atas prestasi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra memberikan penghargaan kepada Pemkab Kolut pada rapat koordinasi percepatan penurunan stunting tingkat provinsi tahun 2025 di Hotel Zahra Syariah Kendari. Penghargaan diserahkan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra Asrun Lio kepada Kepala Bappeda Kolut Ismail Mustafa.
Dari hasil evaluasi tim percepatan, Kolut bersama lima daerah berada diperingkat teratas. Kolaka berada di peringkat pertama disusul Kolut dan tiga daerah lain yakni Muna Barat (Mubar), Wakatobi dan Konawe. Dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), tingkat prevalensi stunting di Kolut turun 7,1 persen dari 30,7 persen menjadi 23,6 persen.


















































