Peringatan 200 Perang Jawa, Hidupkan Ruang Refleksi Sejarah Bangsa

1 day ago 8

SHNet, Jakarta– Menteri kebudayaan RI Fadli Zon mengapresiasi peringatan 200 tahun Peranga Jawa yang diinisiasi oleh Perpustakaan Nasional.

“Saya apresiasi peringatan 200 tahun perang Jawa yang merupakan inisiatif Perpusnas. Ini sangat penting bagi generasi muda,” ujar Fadli Zon, di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (20/07/2025).

Menurutnya, 20 Juli 1825 merupakan peristiwa sejarah penting perjalanan bangsa. Peristiwa 200 tahun yang lalu itu diperingati untuk terus hidupkan ruang refleksi sejarah bangsa dan meneladani Pangeran Diponegoro.

“Perang Jawa mengajarkan kita untuk meneladani sikap Pangeran Diponegoro yang rela berkorban, religius, patriotisme, dan cinta tanah air. Perang Jawa beri dampak kerugian finansial yang besar bagi pemerintah Hindia Belanda yang nilainya diperkirakan 20 juta gulden,” ungkap Fadli Zon.

Ia menjelaskan naskah Babad Diponegoro merupakan biografi pertama yang ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro dalam aksara Pegon. Naskah setebal 1.151 halaman itu telah diakui dunia dengan menerima penghargaan Memory of the World dari UNESCO pada 21 Juni 2013.

“Babad ini merupakan salah satu rujukan lengkap sejarah yang memberikan literasi bagi kita, generasi penerus bangsa, mengenai sejarah Jawa. Refleksi terhadap Perang Jawa mengajarkan kita bahwa jati diri perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak dibangun dalam sebuah kenyamanan, tetapi dalam perlawanan menentang penjajahan dan kolonialisme,” ujarnya.

Menurutnya, Kita tidak boleh melupakan sejarah. Di Indonesia ada sekitar 200 jalan Diponegoro.

Ia menambahkan, Kementerian kebudayaan besok akan menyelenggarakan pameran lukisan bertajuk Nyala 200 Tahun Perang Diponegoro di Galeri Nasional. Lukisan-lukisan karya Raden Saleh, Basuki Abdulah dan sebagainya akan dipamerkan di sana.

Sejarah mencatat Perang Jawa atau yang lebih dikenal Perang Diponegoro, sebagai salah satu peristiwa heroik perlawanan rakyat pribumi terhadap kesewenangan kolonial.

Dipicu oleh ketidakadilan dan penindasan panjang yang dirasakan masyarakat, perlawanan ini meluas hingga melampaui wilayah Tegalrejo, didukung oleh sahabat Sang Pangeran dari berbagai penjuru, termasuk luar Pulau Jawa.

Demikian disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, pada pembukaan rangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan 200 Tahun Perang Jawa.

Kepala Perpusnas menyebut peringatan 200 Tahun Perang Jawa bukan sekadar seremoni sejarah. Ia menyebut hasil berdiskusi dengan sejarawan Peter Carey, esensi dari Perang Jawa adalah martabat. Peter Carey merupakan sejarawan Inggris yang meneliti tentang Pangeran Diponegoro dan penyunting buku terjemahan naskah Babad Diponegoro.

“Saat pertama kali saya berdiskusi dengan Profesor Peter Carey, beliau merangkum makna perang ini dalam satu kalimat: I want respect! Kalimat ini menggugah saya, menjadikan semangat transformasi yang terus dikobarkan di Perpusnas, yakni Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejak awal 2025, Perpusnas mengusung visi baru yakni Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa. Visi ini, menurutnya, sejalan dengan semangat perjuangan Diponegoro yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga intelektual dan spiritual.

“Kita semua yakin dan percaya bahwa derajat kemartabatan dan harga diri bangsa sangat ditentukan oleh keluasan dan kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan, yang secara hakikat mencerminkan tingkat kecakapan literasi warga bangsa itu. Itulah alasan yang mendorong kami mengangkat kata MARTABAT menjadi tema besar Peringatan 200 Tahun Perang Jawa ini,” terangnya.

Dalam rangkaian peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Perpusnas menyelenggarakan Pameran 200 Tahun Perang Jawa: “MARTABAT”. Pada malam pembukaan, juga diselenggarakan peluncuran Gerakan Literasi Kebangsaan dan pembukaan pameran yang dibuka oleh Kepala Perpusnas bersama Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon. (Stevani Elisabeth)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan