balitribune.co.id | Mangupura - BCA Digital secara resmi menginisiasi peluncuran kolaborasi #bluBuatBaik Waste Station Bali bersama Bluebird, Rekosistem, dan Monez di Pool Taksi Bluebird, Jimbaran, Rabu (17/12). Program ambisius ini dirancang sebagai contoh nyata bagaimana sinergi lintas sektor, menggabungkan pengalaman mobilitas yang terintegrasi dari Bluebird Group, teknologi lingkungan dari Rekosistem, serta insentif saldo blu by BCA Digital melalui konversi Rekopoin.
“Sebagai impact-oriented technology company, kami ingin memastikan kehadiran kami membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan menumbuhkan kebiasaan pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan mendorong perkembangan ekonomi sirkular di Indonesia. Karena itu, kami memulai langkah konkret dengan menghadirkan #bluBuatBaik waste station bersama para mitra. Selain itu, kami juga memanfaatkan platform blu by BCA Digital untuk memberikan insentif berupa saldo bluAccount dari konversi Rekopoin, sehingga partisipasi masyarakat dapat berjalan lebih mudah dan terasa manfaatnya secara langsung,” ujar Nariswari Yudianti, Head of Corporate Communications BCA Digital.
Ia menjelaskan, seluruh inisiatif ini dijalankan searah dengan fokus regulator, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang kini tengah memperkuat implementasi ESG di sektor keuangan. "Dengan demikian, langkah yang kami ambil bukan hanya berangkat dari niat baik, tetapi juga menjadi bagian dari agenda nasional mendorong praktik keberlanjutan,” tambahnya.
Selain pertimbangan ESG, langkah yang dijalankan kolaborasi ini juga memiliki payung hukum yang kuat. Secara nasional, BCA Digital mendukung target Pemerintah Pusat yang diatur dalam Perpres No. 97 Tahun 2017 yang mengatur kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah.
Di tingkat lokal, program ini secara aktif mendukung implementasi Peraturan Gubernur Bali No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber yang mewajibkan pemilahan sampah di sumbernya. Dengan memberikan insentif digital yang transparan, blu berusaha menjadi enabler utama bagi masyarakat Bali untuk mencapai target-target tersebut.
Keberhasilan program kolaborasi ini bertumpu pada kemampuan Bluebird Group dan Rekosistem dalam memadukan fungsi inti bisnis mereka dengan tujuan lingkungan, mewujudkan alur ekonomi sirkular yang efektif dari hulu ke hilir. Dengan jaringan operasional yang kuat di Bali, Bluebird Group berperan penting dalam menjangkau berbagai komunitas dan mempermudah pengumpulan sampah terpilah.
Komitmen ini diperkuat oleh berbagai inisiatif keberlanjutan yang telah lama diterapkan di Pool Bluebird Group Jimbaran, Bali, termasuk pemanfaatan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya, ketersediaan fasilitas EV Charging Station, serta pengoperasian lebih dari 50 armada kendaraan listrik yang menjadi bagian dari strategi pengurangan emisi perusahaan. Pool Jimbaran juga telah mengantongi sejumlah sertifikasi, mulai dari CHSE dari Kementerian Pariwisata RI, Platinum Certification dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali, hingga Signing Blue Certificate dari WWF Indonesia, yang menandai standar tinggi dalam praktik berkelanjutan dan konservasi lingkungan.
Seluruh kawasan operasionalnya pun telah menerapkan kebijakan zero single-use plastic sebagai bagian dari transformasi menuju operasional rendah limbah.
Panca Wiadnyana, General Manager Bluebird Group Bali & Lombok, menegaskan bahwa keberlanjutan adalah bagian penting dari strategi mereka. “Bluebird Group melihat keberlanjutan sebagai bagian dari fondasi layanan mobilitas yang lebih bertanggung jawab. Di area pool, kami secara bertahap mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, ditambah kehadiran #bluBuatBaik Waste Station di Pool Jimbaran menjadi solusi pengelolaan sampah terpilah yang mudah diakses, sekaligus membuka ruang partisipasi lebih luas bagi masyarakat untuk ikut berkontribusi,” jelas Panca.
Kata dia, dengan adanya fasilitas ini, kebiasaan pengemudi untuk tidak membawa sampah plastik serta disiplin kawasan bebas sampah menjadi jauh lebih efektif, karena tersedia alur pembuangan yang tepat, teratur, dan bertanggung jawab.
Keterhubungan antara edukasi pengemudi, kebijakan kawasan bebas sampah, dan hadirnya #bluBuatBaik Waste Station memperkuat posisi Bluebird Group Bali sebagai pelaku transportasi yang mampu menghadirkan solusi lingkungan yang terukur, terintegrasi, dan berdampak nyata. Dengan rangkaian langkah ini, Bluebird Group Bali terus berkontribusi dalam menciptakan Bali yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan inovatif.
Sementara itu, Rekosistem hadir sebagai tulang punggung GreenTech yang memastikan akuntabilitas proses dan output bernilai tinggi. Rekosistem memastikan bahwa setiap sampah yang dikumpulkan akan dikonversi menjadi sumber daya, bukan berakhir sia-sia.
Angga Adhitya Fritz Aradhana, Senior VP of Business Growth & Partnership Rekosistem, menjelaskan kerjasama antara Rekosistem dengan blu by BCA Digital dan juga Bluebird.
Melalui aplikasi Rekosistem yang didalamnya juga telah menghadirkan integrasi dengan blu by BCA Digital sejak 2023, diharapkan dapat membentuk kebiasaan baik di masyarakat dengan literasi keuangan digital yang lebih baik, beriringan dengan meningkatnya literasi serta kepedulian terhadap lingkungan.
Kolaborasi lintas sektor yang memadukan layanan Digital Banking, logistik, GreenTech, dan seni ini membuktikan bahwa solusi lingkungan yang terstruktur, terukur, dan berdampak luas sangat mungkin diwujudkan. Inisiatif ini menegaskan kembali visi sebagai payung keberlanjutan BCA Digital, bahwa menjaga kelestarian Bali hari ini adalah investasi agar Pulau Dewata tetap indah, berkelanjutan, dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
Kampanye melawan sampah ini juga dilengkapi dengan dimensi kreatif lewat dukungan seniman Bali, yaitu Monez. Sebagai seniman visual Bali ternama, karyanya memastikan pesan lingkungan dapat diterima secara luas oleh masyarakat, terutama generasi muda. Kolaborasi ini menunjukkan semangat #bluBuatBaik, bahwa inovasi layanan digital banking dapat menjadi katalis perubahan perilaku lingkungan. Dengan infrastruktur yang relevan, insentif ekonomi yang transparan, teknologi yang akuntabel, dukungan logistik, dan sentuhan seni-budaya bukan hanya menanggulangi krisis sampah Bali.


















































