Tangkapan layar dari video yang diunggah Presiden Amerika Serikat Donald Trump di platform Truth Social menunjukkan, serangan militer AS terhadap kapal yang diduga menyelundupkan narkoba melalui Laut Karibia, 15 September 2025.(TRUTH SOCIAL via AFP)
Sumber: https://www.kompas.com/global/read/2025/11/11/071430370/as-venezuela-rawan-perang-nelayan-trinidad-ungkap-tanda-tandanya. dilansir dari kompas.com
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ketegangan militer antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kini mulai berdampak langsung pada kehidupan nelayan di Trinidad & Tobago, negara kepulauan yang hanya berjarak belasan kilometer dari pesisir Venezuela.
Dalam beberapa pekan terakhir, aktivitas militer kedua negara meningkat di kawasan perbatasan Laut Karibia, membuat para nelayan di wilayah barat daya Pulau Trinidad enggan melaut. Di Desa Cedros, perahu-perahu tampak tertambat di pantai, sementara para nelayan hanya memandangi cakrawala Venezuela yang terlihat di kejauhan.
“Kami jadi lebih berhati-hati sekarang,” kata Kendrick Moodee (58), nelayan asal Cedros, kepada AFP, dikutip Rabu (5/11/2025). Dikutip dari kompas.com
Moodee mengungkapkan, patroli Venezuela kini semakin agresif terhadap kapal asing yang mendekati wilayah mereka. Kapal-kapal asal Trinidad yang dulu bebas mencari ikan di perairan perbatasan kini diusir secara kasar. Bahkan, ada laporan pemukulan dan pemerasan oleh aparat Venezuela.
Situasi itu membuat ruang gerak nelayan semakin sempit. Pendapatan mereka turun drastis akibat berkurangnya hasil tangkapan.
Di desa tetangga, Icacos, nelayan Alexsi Soomai (63) memilih mengurangi aktivitas melaut. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya singkat.
Wilayah Icacos juga menjadi jalur keluar-masuk pengungsi dari Venezuela. Di sepanjang pantai, berdiri deretan gubuk darurat yang dibangun dari kayu bekas. Salah satunya dihuni Yacelis Garcia (35), perempuan asal komunitas Pribumi Venezuela yang melarikan diri dari krisis enam tahun lalu.


















































