Kasus Penculikan Anak Meningkat, Fenomena Gunung Es

1 week ago 18
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menyebut kasus penculikan anak di Indonesia adalah fenomena gunung es. Foto: Dilansir dari CNN Indonesia

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menyebut maraknya kasus penculikan anak di Indonesia merupakan fenomena gunung es. Dikutip dari CNN Indonesia, Ai mengatakan KPAI mencatat ada 138 kasus penculikan dan perdagangan anak sepanjang 2021–2024.

“Nah ini tuh fenomenanya gunung es karena kalau di laporan kami itu 3 tahun terakhir, sampai 2024 ya berarti dari 2021, ada 138 kasus yang jenisnya itu perdagangan, penculikan. Jadi beragam dalam hal ini missing, exploiting, dan abduction. Jadi itu hampir sama tuh tiga terminologi itu dalam kluster kami,” kata Ai seperti dikutip dari Detikcom, Sabtu (15/11).

Pernyataan itu disampaikan Ai menanggapi kasus penculikan anak asal Makassar, Bilqis, yang hilang dan ditemukan enam hari kemudian di Jambi. Ai menyampaikan keprihatinannya, mengingat kasus serupa terus berulang.

“Alvaro itu sampai sekarang kan belum jelas keberadaannya… ada Bilqis, ada juga yang di Tangerang Kota, tapi sudah ditemukan,” ujarnya.

Ai juga menyoroti maraknya penjualan balita dengan modus adopsi ilegal di media sosial. Ia meminta Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menindak tegas modus tersebut.

“Setiap platform digital itu punya ruang pengaduan. Nah, pengaduannya itu yang tidak ditindaklanjuti oleh platformnya. Ini catatan besar bagi kami di KPAI,” tegasnya.

Kasus Bilqis sendiri menyita perhatian publik. Ia hilang saat bermain di Taman Pakui, Makassar, Minggu (2/11), ketika ayahnya tengah berolahraga tenis.

Bilqis kemudian diketahui diculik dan diperjualbelikan hingga berpindah-pindah tangan, mulai dijual Rp3 juta, lalu Rp30 juta, hingga akhirnya Rp80 juta kepada kelompok Suku Anak Dalam.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan