2 weeks ago
27
KENDARIPOS.CO.ID -- Arah kebijakan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Konawe Selatan (Konsel) tahun 2026 telah ditetapkan. Tahun depan, program kerja dititikberatkan pada pengembangan kriya berbasis potensi lokal. Fokusnya bukan hanya menumbuhkan ekonomi kreatif, tetapi juga menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Ketua Dekranasda Konsel Nurlita Jaya AS mengatakan langkah awal yang dilakukan tahun depan adalah pemetaan potensi unggulan di setiap kecamatan. Dari hasil evaluasi tahun 2025, kebutuhan tiap wilayah ternyata berbeda. Karena itu, pembinaan dan pelatihan pengrajin akan diarahkan sesuai karakter lokal masing-masing.
“Wilayah Konsel luas, tidak bisa disamaratakan. Kami ingin setiap daerah memiliki identitas produk kriya sendiri, yang kuat dan berdaya jual,” ujar Nurlita usai mengikuti Rakerda Dekranasda Sultra kemarin.
Beberapa sektor kriya yang kini digarap antara lain kriya limbah kayu, batok kelapa, rotan, rajutan, hingga kerajinan berbasis kerang. Sejumlah desa penghasil kelapa di bagian selatan, misalnya, mulai diarahkan memanfaatkan batok menjadi produk bernilai tambah.
Selain pengembangan produk, pelatihan peningkatan keterampilan pengrajin menjadi prioritas utama. Materi pelatihan disusun berbasis kebutuhan lokal, mulai dari teknik olahan bahan, desain produk, hingga pemasaran digital.
Nurlita menekankan, pelestarian budaya tetap menjadi jiwa dari setiap program. Ia mendorong kolaborasi antara Dekranasda dengan lembaga adat Tolaki dan sejumlah OPD terkait untuk memperkuat motif dan corak khas daerah.
