4 Ribu Jiwa Melayang, BNPB Sorot Tambang sebagai Pemicu Bencana di Sultra

1 week ago 20


-- 4 Ribu Jiwa Melayang, Kerugian Capai Rp 3,2 Triliun

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Bencana alam yang melanda Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam kurun waktu 2010 hingga 2023 tercatat telah menelan korban jiwa hingga 4 ribu orang dan menyebabkan kerugian materil sebesar Rp 3,2 triliun.

Data ini diungkap Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB, Nadhirah Seha Nur saat tampil di Podcast Kendari Pos Channel, Jumat (23/5/2025).

Tercatat sebanyak 1.500 kejadian bencana selama 13 tahun terakhir, mencakup gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Nadhirah menekankan, fakta ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan para pegiat kebencanaan.

Salah satu faktor penyebab bencana yang disorot adalah aktivitas pertambangan, terutama di wilayah Konawe Utara yang dikategorikan sebagai daerah paling rawan bencana di Sultra.

"Di sana banyak aktivitas pertambangan, namun pemerintah daerah tidak terbuka soal itu karena banyaknya kepentingan," ujarnya.

Ia menilai, penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial. Dibutuhkan perencanaan jangka panjang oleh pemerintah daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dalam melakukan mitigasi risiko bencana.

“Kalau memang penyebabnya adalah aktivitas tambang, maka semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, harus melakukan penguatan dan perbaikan regulasi. Harus ada pengawasan ketat agar tidak terjadi eksploitasi serampangan yang justru memicu bencana alam,” tegas Nadhirah.

BNPB sendiri, lanjutnya, bekerja di hilir, yaitu menangani dampak bencana yang sudah terjadi. Oleh karena itu, peran strategis pemerintah daerah di hulu menjadi sangat penting untuk meminimalkan potensi kerugian dan korban jiwa ke depan.

Ia pun mendorong adanya keterbukaan, sinergi antarinstansi, serta penguatan tata kelola sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan dan berorientasi pada keselamatan masyarakat.

Nadhirah juga menyerukan penguatan regulasi pertambangan yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan, serta pengawasan ketat terhadap aktivitas yang berpotensi memicu bencana.

“Tidak bisa dibiarkan serampangan. Ada harga nyawa dan kerugian besar yang dipertaruhkan,” tambahnya.

Sorot Banjir Kendari

Bencana juga tak hanya terjadi di daerah tambang. Kota Kendari yang dulunya bebas banjir, kini mulai terendam bahkan hanya oleh hujan lebat sesaat.

Fenomena ini, kata Nadhirah, terjadi karena buruknya pengelolaan lahan dan lemahnya tata ruang kota.

“Alih fungsi lahan yang masif, kurangnya ruang terbuka hijau, dan sistem drainase yang tidak memadai, membuat kota ini kehilangan daya serap,” imbuhnya. (b/abd/ing)

4 Ribu Jiwa Melayang, Kerugian Capai Rp 3,2 Triliun//

BENCANA ALAM DI SULTRA
(DATA BNPB 2010-2023)

JENIS BENCANA
-Gempa bumi
-Banjir
-Tanah longsor

JUMLAH KEJADIAN
-Total 1.500 kejadian

KORBAN JIWA
-4.000 orang meninggal

KERUGIAN MATERIL
-Rp 3,2 triliun

DAERAH PALING
RAWAN BENCANA
-Konawe Utara
-Aktivitas tambang tinggi
-Sering dilanda banjir dan longsor

PENYEBAB RAWAN
-Aktivitas pertambangan yang tak terkendali
-Pengelolaan tata ruang dan lahan yang buruk
-Minimnya pengawasan dan penegakan regulasi
-Kerusakan daerah aliran sungai (DAS)

TANTANGAN
-Ketertutupan data dan kebijakan oleh pemerintah daerah
-Konflik kepentingan dengan pihak industri
-Lemahnya mitigasi jangka panjang di level lokal

REKOMENDASI BNPB
-Perencanaan jangka panjang oleh BPBD
-Penguatan regulasi dan pengawasan pertambangan
-Rehabilitasi kawasan rawan dan alih fungsi lahan
-Kolaborasi lintas sektor dan keterbukaan informasi

Sumber Data: Diolah Kendari Pos

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan