Sultra Berpotensi Menjadi Sentra Produksi

1 month ago 47
Ilustrasi

--DESEMBER, PRODUKSI AYAM CAPAI JUTAAN EKOR

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Tidak hanya ternak sapi, produksi peternakan ayam di Sulawesi Tenggara (Sultra) cukup potensial. Mulai ayam buras, petelur hingga pedaging. Desember 2024, jutaan ekor ayam diproduksi di sentra peternakan. Konawe Selatan (Konsel) menjadi penyumbang produksi ayam buras dan petelur terbesar di Bumi Anoa. Sementara Konawe menjadi penyuplai terbesar ayam pedaging.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan peternakan ayam memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Hal ini terlihat dari produksi peternakan ayam. Dengan potensi ini, Sultra punya peluang menjadi pusat produksi ayam baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.

“Ada tiga jenis ayam yang banyak diternakkan, yaitu ayam buras, ayam petelur, dan ayam pedaging. Setiap jenis ayam memiliki sentra produksi. Per Desember, populasi ayam buras sekitar 1,722 juta ekor. Ayam.jenis petelur 218 ribu dan pedaging 9,6 juta ekor,” jelas La Ode Muhammad Rusdin Jaya kemarin.

Produksi peternakan ayam buras tertinggi lanjut Rusdin Jaya, adalah Konsel dengan 285 ribu ekor. Disusul Muna 272 ribu ekor, Muna Barat (Mubar) 205 ekor, Konawe sebanyak 175 ribu ekor. Konsel kembali menjadi penyumbang ayam petelur tertinggi dengan 71 ribu ekor, diikuti Kolaka Utara (Kolut) sebanyak 27 ribu ekor, Kolaka Timur (Koltim) 25 ribu ekor dan Muna 15 ribu ekor.

“Kalau jenis ayam pedaging, Konawe terbesar dengan yakni 2,48 juta ekor. Selanjutnya Kota Kendari sebanyak 1,87 juta ekor, Kolaka 1,339 juta ekor Konsel sebanyak 807 ribu ekor dan Kolaka Timur 794 ribu ekor,” rinci mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Provinsi (Setprov) Sultra ini.

Produksi hasil peternakan itik di Sultra kata dia, tak kalah potensial. Saat ini, populasi ternak itik mencapai 146 ribu ekor. Kolaka Timur tercatat sebagai daerah dengan populasi itik terbanyak, yakni 47 ribu ekor. Selain itu, ada empat daerah produksi ternak itik seperti Konawe 46 ribu ekor, Kolaka 18 ribu ekor, Kolaka Utara 13,89 ribu ekor, dan Konsel 9.05 ribu ekor.

Meskipun data ini menggambarkan potensi yang cukup besar kata Rusdin Jaya, namun populasi ternak ayam dan itik akan terus mengalami perubahan tiap saat. Adapun parameter yang bisa mempengaruhi diantaranya, penjualan, pemotongan dan kematian ternak. Indikator ini merupakan hal wajar dalam dunia peternakan.

“Ternak ayam dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan. Tapi sektor ini dapat berisiko menyebabkan inflasi, mengingat permintaan yang tinggi. Ayam petelur dan ayam buras kadang-kadang dapat berpotensi menyebabkan inflasi. Kam berharap populasi ini terus berkembang dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Sejauh ini, program pembinaan terhadap peternak tetap berjalan. Mulai penyaluran bantuan penguatan kandang dan bantuan bibit itik, untuk mendukung para peternak. “Namun karena keterbatasan anggaran, bantuan ini hanya dapat diberikan kepada kelompok peternak tertentu,” tutupnya. (b/ m1)

POPULASI AYAM

  • Buras sekitar 1,722 juta ekor
  • Jenis Petelur 218 ribu
  • Jenis Pedaging 9,6 juta ekor

PRODUKSI AYAM BURAS

  • Konsel dengan 285 ribu ekor
  • Muna 272 ribu ekor
  • Muna Barat 205 ekor
  • Konawe 175 ribu ekor

PRODUKSI AYAM PETELUR

  • Konsel 71 ribu ekor
  • Kolut 27 ribu ekor
  • Koltim 25 ribu ekor
  • Muna 15 ribu ekor

PRODUKSI AYAM PEDAGING

  • Konawe 2,48 juta ekor
  • Kota Kendari 1,87 juta ekor
  • Kolaka 1,339 juta ekor
  • Konsel sebanyak 807 ribu ekor
  • Kolaka Timur 794 ribu ekor
Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan