Inovasi Coklat Sehat Mahasiswa Teknologi Pangan UHO

1 week ago 17
Ketua Jurusan Teknologi Pangan, Dr. Tamrin, SP., MP.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Jurusan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo (UHO) terus berinovasi dalam pengolahan makanan berbasis kakao dengan meluncurkan produk unggulan bernama Sultan Coklat. Produk ini merupakan hasil riset dan pengembangan yang melibatkan mahasiswa sebagai penggerak utama dalam produksinya. Ketua Jurusan Teknologi Pangan sekaligus pencipta Sultan Coklat, Dr. Tamrin, SP., MP., mengungkapkan bahwa produk ini telah dikembangkan sejak tahun 2017 sebagai bagian dari pembelajaran komersial. “Kami memiliki pabrik mini di sini yang dilengkapi dengan berbagai produk turunannya, mulai dari coklat batangan hingga minuman berbasis coklat,” ujarnya.

Salah satu inovasi utama dalam produk ini adalah penggunaan tepung rumput laut sebagai pengganti lesitin. “Di industri besar, lesitin soya biasa digunakan sebagai pengemulsi. Namun, karena Sulawesi Tenggara tidak memproduksi lesitin, kami menggantinya dengan rumput laut, dan hasilnya sangat memuaskan,” jelas Dr. Tamrin. Sultan Coklat juga mengusung konsep yang lebih sehat dengan mengganti sebagian gula pasir dengan gula merah. “Gula merah lebih lambat diubah menjadi glukosa dalam darah dibandingkan gula pasir biasa, sehingga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat bagi konsumen,” tambahnya.

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa banyak konsumen menyatakan cita rasa Sultan Coklat lebih mendekati rasa coklat Belgia. “Dibandingkan dengan coklat yang banyak beredar di pasaran, seperti Silver Queen yang dominan rasa susunya, produk kami lebih menonjolkan rasa coklatnya,” kata Dr. Tamrin. Meskipun sudah dikomersialkan, produksi Sultan Coklat saat ini masih tergolong skala menengah dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 200 batang per hari, dan dapat meningkat hingga 400 batang per hari jika dimaksimalkan.

Namun, tantangan terbesar dalam produksi ini adalah keterbatasan sumber daya manusia. “Karena produksi ini digerakkan oleh mahasiswa, ada kendala waktu karena mereka juga harus fokus pada kuliah dan penelitian. Meski begitu, banyak mahasiswa yang terbantu dari hasil penjualan coklat ini. Beberapa bahkan berhasil menyelesaikan kuliah hingga S2 berkat bisnis coklat ini,” jelasnya. Selain inovasi pada bahan, Sultan Coklat juga menghadirkan inovasi dalam kemasan ramah lingkungan, dengan memanfaatkan limbah kulit biji kakao untuk diolah menjadi kertas pembungkus coklat.

Produk Sultan Coklat pernah dipasarkan melalui platform e-commerce seperti Tokopedia dan Lazada, serta dipamerkan di Bali hingga KMI Expo. Meskipun telah mendapatkan perhatian positif dari konsumen dan pelaku industri, pengembangan produk ini masih terus berlanjut. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar, sebelum akhirnya diproduksi dalam skala yang lebih besar,” terang Dr. Tamrin.

Ia pun berharap agar para mahasiswa tertarik untuk mengembangkan produk ini menjadi bisnis yang lebih besar di masa depan. “Saya berharap adik-adik mahasiswa, setelah lulus, tertarik untuk mengembangkan produk ini sebagai bisnis, misalnya melalui kolaborasi. Saya sudah membuka peluang untuk itu, tetapi sejauh ini belum ada yang benarbenar tertarik. Mungkin mereka masih ingin menjelajahi berbagai kesempatan lainnya,” harapnya. (m2/b)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan