FIB UHO Gelar Kuliah Umum Mengenal Bahasa Muna

12 hours ago 6
Sri Sitiwahyuni/ Kendari Pos Suasana Kuliah Umum bertajuk “Mengenal Bahasa Muna” di Aula FIB UHO.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Jurusan Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar kuliah umum bertajuk “Mengenal Bahasa Muna: Kata Kerja dan Kalimat Pasif” di Aula FIB UHO beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara FIB UHO dan Summer Institute of Linguistics (SIL) dari Texas, yang fokus pada kajian Bahasa Muna.

Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra FIB UHO, Dr. Rasiah, M. Hum., menyampaikan bahwa kuliah umum ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian mengenai konstruksi bahasa Muna, khususnya dalam aspek kata kerja dan kalimat pasif. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra, Tradisi Lisan, serta Ilmu Sejarah.

“Kegiatan ini sangat penting, karena banyak penutur asli bahasa daerah yang tidak sepenuhnya memahami struktur bahasa mereka sendiri. Dengan adanya kajian ini, kami berharap dapat menambah wawasan mahasiswa dan peneliti tentang bahasa Muna serta mendorong lebih banyak penelitian di bidang linguistik dan pelestarian bahasa daerah,” ujar Dr. Rasiah.

Ia juga menyoroti peran akademisi dalam menjaga keberlanjutan bahasa daerah. Meskipun bahasa Muna masih memiliki banyak penutur, penggunaannya cenderung menurun, terutama dalam ranah akademik dan formal.

“Ke depannya, kami berharap para dosen lebih aktif dalam melakukan penelitian yang berfokus pada pelestarian bahasa daerah. Jika saat ini kajian yang dilakukan berfokus pada bahasa Muna, mungkin di masa mendatang penelitian dapat diperluas ke bahasa daerah lain yang hampir punah,” harapnya.

Narasumber utama dalam kuliah umum ini, Rene van den Berg, Ph.D., dari Summer Institute of Linguistics, turut membagikan pandangannya mengenai bahasa Muna. Ia mengungkapkan bahwa bahasa ini semakin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari akibat pengaruh globalisasi, urbanisasi, serta pernikahan campur.

“Saya telah meneliti bahasa Muna sejak 1985, dan hingga kini saya tetap tertarik mempelajarinya. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana kita menjaga bahasa ini tetap hidup di komunitasnya sendiri. Lebih baik kita fokus pada pelestarian bahasa Muna di daerahnya,” jelasnya.

Menurutnya, bahasa Muna memiliki kekayaan linguistik yang unik, terutama dalam struktur kata kerja dan bentuk pasifnya. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih sangat diperlukan agar warisan budaya ini tidak hilang seiring waktu.

“Bahasa Muna juga memiliki ciri khas yang membedakannya dari bahasa-bahasa lain di Indonesia. Keunikan ini tidak hanya mencerminkan identitas budaya masyarakat Muna, tetapi juga menjadi bukti kekayaan linguistik Nusantara,” tambahnya.

Kuliah umum ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi penelitianpenelitian selanjutnya yang berfokus pada bahasa daerah. Jurusan Bahasa dan Sastra FIB UHO juga berkomitmen untuk terus menggali dan mendokumentasikan bahasabahasa daerah di Sulawesi Tenggara

“Menjaga bahasa daerah bukan hanya soal kebanggaan, tetapi juga tentang mempertahankan jati diri dan warisan budaya kita. Jika kita tidak segera mengambil langkah, maka dikhawatirkan generasi mendatang tidak lagi mengenal bahasa ibu mereka sendiri,” tutup Rene van den Berg.

Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta, yang berharap kajian mengenai bahasa Muna dapat terus dikembangkan, baik dalam bentuk penelitian akademik maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (m2/b)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan