Indonesia Promosikan Alat Kesehatan dan Farmasi di MEDEXPO Africa 2025

1 week ago 27

SHNet, Kenya-Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Nairobi bersama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam pameran 25th MEDEXPO Africa 2025 yang berlangsung pada 14–16 Mei 2025 di Sarit Expo Center, Nairobi, Kenya. Partisipasi ini merupakan bagian dari upaya diplomasi ekonomi dan promosi dagang Indonesia di kawasan Afrika Timur, khususnya untuk sektor alat kesehatan dan farmasi yang tengah berkembang pesat di Kenya.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh mantan Ketua Umum ASPAKI, Bapak Ade Tarya Hidayat, terdiri dari perwakilan 9 perusahaan manufaktur alat kesehatan dan farmasi Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah: PT. Atara Cipta Medika, PT. Haloni Jane Tbk, PT. Kusuma Sukses Makmur, PT. Oneject Indonesia, PT. Rejeki Putra Putri Eliman, PT. Sugih Instrumendo Abadi, PT. Dami Sariwarna/PT Somindo, serta PT. Dexa Medica yang menitipkan produk display. Keseluruhan peserta menempati pavilion seluas 27 m2 di arena pameran dan menampilkan beragam produk unggulan alat kesehatan dan farmasi.

“Indonesia untuk pertama kalinya hadir di MEDEXPO Africa di Nairobi. Kami sangat antusias memperkenalkan produk-produk alat kesehatan dan farmasi unggulan Indonesia kepada pasar Kenya dan Afrika Timur,” ujar Danny Rahdiansyah, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Nairobi, dalam sambutannya di pembukaan pameran. “Partisipasi ini menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung peningkatan layanan kesehatan di Kenya melalui produk berkualitas tinggi dengan harga kompetitif, sekaligus memperkuat hubungan dagang bilateral,” tambahnya.

Selama tiga hari pameran, booth Indonesia berhasil menarik 393 pengunjung dari 14 negara. Pengunjung terbanyak berasal dari Kenya sendiri, disusul oleh negara-negara Afrika lain seperti Somalia, Rwanda, Uganda, Tanzania, Ghana, Nigeria, hingga Afrika Selatan, serta beberapa pengunjung internasional dari Asia (antara lain Pakistan, India, Yaman, Tiongkok) dan Eropa (Austria). Tingginya minat pengunjung menunjukkan daya tarik kuat produk kesehatan buatan Indonesia, yang dikenal berkualitas dan telah mengantongi sertifikasi internasional lengkap seperti CE, ISO, dan FDA. Banyak produk Indonesia juga diproduksi secara OEM (Original Equipment Manufacturer) untuk merek-merek global ternama asal Eropa dan Amerika Serikat yang sudah dikenal di pasar Afrika.

Beragam produk unggulan Indonesia di sektor kesehatan mendapat sorotan utama dalam pameran ini. Jenis produk yang paling diminati oleh pengunjung antara lain: alat pelindung diri (APD) dan pakaian medis, stetoskop dan alat pengukur tekanan darah (tensimeter), alat suntik disposable, sarung tangan medis, popok bayi, dewasa, dan pembalut wanita (sanitary pad), balsem oles dan minyak terapi, serta obat-obatan herbal. Dari interaksi bisnis selama pameran, tercatat potensi transaksi senilai sekitar US$ 3.450.000 yang diperkirakan akan terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.

Gelar Seminar

Selain berpromosi melalui pameran, KBRI Nairobi juga mengadakan seminar bisnis bertajuk “Medical and Pharmaceutical Industry in Indonesia: Trade and Investment Opportunity” pada 15 Mei 2025 di sela-sela MEDEXPO Africa. Seminar tersebut dibuka oleh Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Nairobi, Rendra Kusumawardana dan dihadiri oleh Chairperson for Economic Diplomacy KNCCI, Ms. Chyntia Kamau; pembicara dari Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) Abu Dhabi, Sdr. Nova Masrie;  Bapak Ade Tarya Hidayat dari ASPAKI, serta Dexa Medica sebagai perwakilan sektor farmasi Indonesia.

Seminar berlangsung interaktif dengan partisipasi aktif peserta dari kalangan rumah sakit, apotek, distributor, dan importir alat kesehatan di Kenya. Para peserta mengajukan berbagai pertanyaan dan mengungkapkan minat untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut, baik melalui perdagangan langsung (impor produk Indonesia) maupun kemungkinan investasi bersama di bidang farmasi dan alat kesehatan.

Di luar arena pameran, delegasi Indonesia melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah fasilitas kesehatan di Kenya. Selama 12–13 Mei 2025, perwakilan KBRI dan ASPAKI difasilitasi untuk mengunjungi empat rumah sakit di Kota Naivasha dan Nairobi. Kunjungan ini bertujuan memberi gambaran langsung kepada peserta Indonesia mengenai sistem layanan kesehatan Kenya dan kebutuhan peralatan medis di lapangan.

Pihak industri Indonesia menyambut positif hasil program promosi ini. ASPAKI selaku asosiasi menyampaikan apresiasi atas fasilitasi dan dukungan KBRI Nairobi selama pameran, dan menyatakan minat untuk kembali berpartisipasi dalam MEDEXPO Africa berikutnya pada tahun 2026 dengan skala yang lebih besar.

Booth Indonesia

Optimisme Pasar Kenya

Sementara itu, Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Nairobi, Rendra Kusumawardana, dalam wawancara singkat, turut menegaskan optimisme terhadap potensi pasar Kenya bagi produk kesehatan Indonesia. “Kenya merupakan salah satu pasar potensial terbesar di Afrika untuk produk alat kesehatan dan farmasi Indonesia, karena negara ini masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan sektor kesehatannya,” ujarnya. Menurut Rendra, kondisi tersebut merupakan peluang emas bagi produsen Indonesia untuk memasuki pasar Kenya dengan menawarkan solusi yang kompetitif. “Melihat antusiasme di MEDEXPO tahun ini, kami berencana meningkatkan partisipasi Indonesia pada MEDEXPO Africa 2026 dengan skala yang lebih besar,” lanjut Rendra. “KBRI Nairobi bersama ASPAKI akan mendorong lebih banyak perusahaan Indonesia turut serta tahun depan, sehingga ragam produk yang ditampilkan semakin luas dan peluang transaksi yang dihasilkan pun semakin meningkat,” pungkasnya.

Kegiatan promosi tematis semacam ini terbukti efektif dalam menjalin kontak bisnis langsung dengan stakeholders terkait, serta membuka peluang kemitraan strategis yang saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara di Afrika. KBRI Nairobi berkomitmen untuk terus mendukung perusahaan Indonesia dalam ekspansi pasar ke Afrika dan memfasilitasi kerja sama konkret di sektor kesehatan, sejalan dengan kebijakan pemerintah memperkuat diplomasi ekonomi di pasar non-tradisional.

Potensi pasar alat kesehatan dan farmasi di Kenya dan kawasan Afrika Timur sangat besar dan terus berkembang. Pertumbuhan sektor kesehatan di Kenya termasuk yang tercepat di Afrika, dengan proyeksi nilai pasar alat kesehatan mencapai USD 198 juta pada tahun 2026, dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 8,2% selama periode 2021–2026. Selain itu, lebih dari 70% hingga 90% kebutuhan alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) di Kawasan ini masih dipenuhi melalui impor. Hal ini menjadikan kawasan ini sebagai pasar yang sangat prospektif bagi produk-produk kesehatan buatan Indonesia yang telah terbukti memiliki mutu bersertifikasi internasional dan harga yang kompetitif. (sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan