Hujan Nonstop Sebabkan Banjir dan Longsor, Lima Rumah di Sanggulan Amblas

6 days ago 23

longsor

Bali Tribune / TERSISA - Puing-puing beberapa rumah di lingkungan Perumahan Lembah Sanggulan, Kecamatan Kediri, pinggir aliran Tukad Yeh Dati yang tersisa akibat longsor pada Rabu (10/9)

balitribune.co.id | Tabanan - Hujan nonstop dari Senin (8/9) sampai Rabu (10/9) menyebabkan musibah longsor dan banjir di beberapa titik di Kabupaten Tabanan. Musibah tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tabanan. Beberapa yang paling mencolok yakni di Perumahan Lembah Sanggulan, Desa Banjaranyar, Kecamatan Kediri.

Di tempat ini, lima unit rumah di lingkungan perumahan tersebut amblas. Kelima rumah itu ada di pinggir sungai atau Tukad Yeh Dati. Amblasnya lima rumah itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.30 Wita atau saat hujan deras melanda kawasan tersebut. Lima bangunan itu amblas akibat tanahnya terkikis air sungai yang meluap. Untung saja, tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Seluruh pemilik bangunan itu sudah awas sejak air meluap beberapa jam sebelumnya. Kendati demikian, peristiwa itu menimbulkan kerugian yang mencapai ratusan juta rupiah.

Informasi di lapangan menyebutkan, lima rumah yang amblas itu milik Choirul Anam, Ida, Agus Toni dua rumah dan satu rumah kos-kosan. Dari lima itu, rumah milik Ibu Ida masih berdiri namun sudah miring dan rawan untuk ditempati. Tempat tinggal mereka sudah amblas. Pantauan sekitar pukul 12.00 Wita, beberapa dari mereka terlihat memindahkan beberapa barang yang masih bisa diselamatkan.

Salah satu korban, Choirul Anam, menyebutkan bahwa rumahnya amblas sekitar pukul 03.00 Wita. Ia menyebutkan, sebelum bangunan rumahnya amblas, dirinya bersama warga lainnya sudah bersiap-siap mengungsi ke dapur umum atau ke rumah kerabat mereka masing-masing. "Rumah dalam kondisi kosong. Saya sudah mengungsi ke rumah kerabat di Kampung Jawa (wilayah Pasar Kodok). Karena sejak pukul 24.00 air sudah masuk rumah tingginya sampai sepinggang orang dewasa," ungkap Choirul.

Ia sendiri tidak menyangka, bangunan rumahnya akan amblas. Selama ini, hujan berlarut-larut hanya mengakibatkan rumahnya terendam banjir. “Biasanya kan banjir saja. Makanya saat air naik malam itu hanya angkat barang - barang saja dan saya tinggal mengungsi ke Kampung Jawa," terangnya.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan