Gubernur Lemhannas, TB Ace Hasan Syadzily: Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Sangat Relevan dan Jadi Kebutuhan Kuatnya Suatu Bangsa.

1 week ago 24

SHNet, Jakarta-Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas RI), Dr. TB Ace Hasan Syadzily menegaskan, memantapkan nilai-nilai kebangsaan saat ini bukan saja hanya relevan, tetapi seharusnya sudah menjadi kebutuhan bagi kuatnya bangsa. Dalam kaitan ini, kita semua diingatkan kembali bahwa kita sebagai bangsa memiliki Pancasila sebagai nilai-nilai luhur sebagai pandangan hidup kita, sebagai filosofi berbangsa dan bernegara yang tidak memandang suku, agama, ras, karena kita disatukan oleh cita-cita kita bersama melalui Pancasila tersebut.

Penegasan Gubernur Lemhannas ini dikemukakan ketika membuka  pelaksanaan Program Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan (PPKN) Angkatan ke-220 Lemhanas RI tahun 2025, di Gedung Lemhannas RI, Kamis (22/05/2025). Tema program ini adalah “Mengukuhkan Nilai-Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Geopolitik Global dalam Rangka Mendukung Asta Cita”.

Penting dan relevannya Program PPKN saat ini bisa dilihat dari perkembangan geopolitik dunia yang tengah berubah. Gubernur Lemhannas menyinggung situasi global yakni di mana kita hidup dalam konteks ketidakpastian saat ini. Karena memang hubungan internasional saat ini, landscape. geopolitik global saat ini, ketika  masing-masing negara memiliki kepentingan negaranya masing-masing.

Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily mencontohkan kebijakan Presiden Trump tentang tarif. Kebijakan ini sesungguhnya adalah sebagai langkah dari Presiden Trump untuk lebih mementingkan kepentingan negaranya. Karena selama ini hubungan ekonomi dalam konteks Amerika, dengan sistem ekonomi kapitalismenya. itu membuat kekuatan ekonomi mereka menjadi banyak menghadapi masalah. Sehingga derajat perdagangannya menjadi terganggu. Karena itu untuk mengembalikan dan janji politiknya Trump, kita tahu adalah mereka punya slogan Make America great again. Itu artinya memang mereka ingin menunjukkan kedidjayaannya sebagai sebuah bangsa. Dan hal tersebut juga terjadi pada negara-negara lain. Makanya tidak aneh jika ketegangan bagi kawasan dunia saat ini, intinya adalah bagaimana masing-masing negara menunjukkan kekuatannya negaranya masing-masing.

“Karena itu memantapkan nilai-nilai kebangsaan saat ini bukan saja hanya relevan, tetapi seharusnya sudah menjadi kebutuhan bagi kuatnya bangsa. Tentu Lemhannas

merasa sangat penting sekali. Kita semua diingatkan kembali bahwa kita sebagai bangsa memiliki Pancasila sebagai nilai-nilai luhur sebagai pandangan hidup kita, “ujar Gubernur Lemhannas mengingatkan lagi.

Lebih lanjut dikemukakan Gubernur Lemhannas, kita diingatkan kembali tentang pentingnya, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak ada nilai yang lain. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Kecuali kita merujuk kepada Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber, kita diingatkan kembali tentang pentingnya negara kesatuan Republik Indonesia. Kita bukan negara federal. Walaupun saat ini kita menganut otonomi daerah, tetapi yang harus menjadi platform perjuangan kita adalah bagaimana negara ini kuat. Kepentingan nasional harus dikedepankan karena kita ini dalam konteks hubungan antara pusat dan daerah, kepentingan nasional harus menjadi tujuan utama kita. Dan yang terakhir ya, adalah Bhinneka Tunggal Ika.

Foto bersama semua peserta dengan GUbernur Lemhannas dan jajaran pimpinan di depan Gedung Lemhannas, Jakarta,

Sementara itu Ketua SBN Novian Amrah Putra mengatakan, pelaksanaan PPKN kali ini merupakan yang keempat yang diselenggarakan SBN bersama mitra kolaboratif. Tujuan program PPKN sebagai kolaborasi dari SBN, IA ITB, Kamselindo, dan IFGF ini adalah untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan, yang semakin relevan dalam situasi saat ini.

Selain itu kata Novian, peserta juga harus mampu memahami dan melaksanakan nilai-nilai  kebangsaan, dan paham akan 4 konsesus dasar bernegara  (Pancasila, Bhineka TI, NKRI & UUD45), – tujuan akhirnya adalah NKRI harga mati !!

Dan peserta juga harus membangun networking ikatan silahturahmi yang luar biasa setelah event ini berakhir yakni menjadi keluarga besar alumni, dan harus bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bersama, ” ujar beliau.

Adapun peserta Program PPKN Angkatan ke-220 sejumlah 61 orang, terdiri dari Smandel Business Network (SBN) 13 orang, IA-ITB Bandung 16 orang, Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) 12 orang, dan International Full Gospel Fellowship (IFGF) 20 orang). Peserta akan mengikuti  metode kegiatan yang akan digunakan dalam program PPKN Angkatan ke-220, meliputi ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok dan antar kelompok, serta pembinaan peserta.

Dalam acara pembukaan PPKN Angakatn ke-220 ini selain dihadiri Wagub Lemhannas  Laksamana TNI. Edwin, SH, Sekretaris Lemhannas, serta pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Lemhannas, termasuk dari Deputi Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan. Dari pihak kolaboratif, hadir Ketua Ikatan Alumni ITB,  Gembong Primadjaja, dan pengurus IA ITB, Gilang dan Agung. Ketua SBN, Novian Amrah Putra, serta para Dewan Pengawas SBN (A.Aziz, Nana Maulana, Ian Ramelan, dan Suradi)  dan pengurus SBN (Adhy Santoso, Dewi Mylita, RA. Shanti, Dewi Elina), Ketua umum Kamselindo, Kyatmaja Lookman, Sekum IFGF, Evan Chandra.

Menteri Pendidikan Tinggi, Prof Brian Yuliarto, Ph.D saat memberikan paparan di hadapan peserta Program Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan (PPKN) Angkatan ke-220 Lemhanas RI tahun 2025, Kamis (22/05/2025).

Link and Match antara Kampus dan Industri

Dalam Pelaksanaan Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPKN) Angkatan ke-220 Lemhanas RI ini, ada dua narasumber tamu yakni Menteri Pendidikan Tinggi, Prof Brian Yuliarto, Ph.D yang memberikan mteri pada hari pertama dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, H.Ossy Dermawan, B.S., M.Sc yang memberikan pembekalan pada hari kedua, Jumat.

Menteri Pendidikan Tinggi, Prof Brian Yuliarto menekankan pentingnya link and match antara kampus dan industri agar kampus menjadi pusat inovasi dan penelitian yang relevan dengan permasalahan di daerah. untuk keperluan ini, menteri sering  mendatangi industri untuk menawarkan dukungan riset dari kampus dengan imbalan royalti.

Selain pentingnya link and match antara kampus dan industri, Menteri Brian, juga mengungkapkan pentingnya kplaborasi antara pemerintah daerah dengan kampus sebagai pusat penelitian untuk memenuhi kebutuhan daerah. Pasalnya, Indonesia   memiliki banyak kampus (kedua terbesar setelah India dengan 4.416 kampus), 300.000 dosen, dan 10 juta mahasiswa.

“Ini adalah gambaran kekuatan mestinya menjadi kekuatan riset di Indonesia. Jadi saya setiap berkunjung ke beberapa daerah saya bertemu dengan Gubernur, kemudian Bupati, saya sampaikan. Bapak Ibu sekalian, saya bilang Gubernur Bupati Kepala Wilayah. sudah dimanfaatkan kampus-kampus ini menjadi pusat-pusat penelitian yang dibutuhkan Bapak Ibu sekalian. Saya datang dulu ke industri-industri, Bapak Ibu industri silakan bertanya ke kampus-kampus, serahkan masalah-masalah di kampus,” papar Prof Brian.

Mencermati situasi perkembangan saat ini, kata Menteri Pendidikan Tinggi, kita sebenarnya sudah punya market yang begitu besar. tapi sayang,  gagal mentransformasi diri menjadi satu industri yang besar.  “Bapak Ibu sekalian, tidak ada negara besar di dunia yang bisa maju tanpa memiliki relasi. jangan bermimpi untuk menjadi bangsa besar, bangsa berpenghasilan tinggi. Kalau kita gagal mentransformasi diri kita menjadi industri-industri. inilah yang sebenarnya Pak Presiden Prabowo. dengan sangat serius bangkitnya industri ini,”ujarnya. (sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan