Dee Lestari Cerita Proses Kreatif dan Bagikan Tips Menulis pada Siswa SMAN 8 Jakarta

1 week ago 25

SHNet, Jakarta-Di tengah kesibukannya merampungkan proyek tulisan terbaru, penulis terkemuka Dee Lestari menyempatkan waktu untuk datang dan menceritakan proses kreatifnya dalam menulis. Selain itu banyak tips dan saran berharga dalam proses menulis yang dibagikan kepada siswa SMAN 8 Jakarta dan sejumalh siswa dari SMA lain serta alumni dan orang tua dalam acara yang diberi tajuk “Literacy  Adventure Batch 2 “ di Ave Grand-Aula SMAN 8 Taman Bukit Duri, Tebet. Jakarta Selatan, Sabtu (24/05/2025).

Acara yang dipandu penulis dan alumni SMAN 8 Jakarta, Suradi ini diselenggarakan oleh Seksi Science dan Perpustakaan SMAN 8 Jakarta dalam rangka menggerakkan budaya membaca dan menulis di kalangan keluarga besar SMAN 8 Jakarta dan juga pelajar umumnya di Jakarta, karena acara ini dibuka untuk pelajar umum juga. Sebelum dimulainya takshow bersama Dee Lestari, dua siswi SMAN 8 Jakarta, Elora Khiar Nareswari dan Firstna Shaqylla Japna Lumban Toruan membacakan puisi dan diseling nyanyian yang diangkat dari salah satu karya Dee Lestari.

Mengawali cerita, Dee Lestari mengungkapkan masa kecil dan remajanya  di Bandung yang diisi kebiasaan menynyi dan menulis. “Sebagai sebuah kelurarga Suku Batak, saya di rumah, keluarganya biasanya bernyanyi. sedangkan kebiasaan menulis tumbuh subuh karena keluarga kami senang membaca. Jadi sejak kecil saya sudah mulai menulis,” ujar Dee yang punya nama asli Dewi Lestari Simangunsong

Dee Menceritakan  ketika masih usia sangat dini, yakni  5 tahun dan diajak ke toko buku Gramedia di Bandung, dirinya sudah berjnji dalam hati, suatu ketika buku saya ada di rak-rak toko buku Gramedia ini.” Ehhh, pada usia tepat 25 tahun, buku saya pertama novel berjudul Supernova  terbit tahun 2001 dan bertengger di rak-rak toko buku Gramedia, bukan hanya di Bandung tapi di berbagai kota. buku ini cukup fenomenal. Dari sini terus berlanjut dengan novel-novel lainnya.,” katanya.

Anak keempat dari lima bersaudara kelahiran 20 januari 1976 ini boleh dikatakan belajar menulis secara otodidak dan tulisannya tersimpan sejak masa sekolah dasar. Banyak novelnya yang best seller merupakan modifikasi dan hasil olah pikir dari berbagai tulisan yang telah dirampungkannya lama. “Mulailah menulis dengan hal yang kita suka, kita kuasai, lalu rampungkan tulisan itu. Sebagus apapun tulisan, bila tidak selesai, tidak dirampungkan, tidak ada maknanya. Jadi saran saya, selesaikan tulisannya. Caranya? buat deadline, batas akhir waktu tulisan harus rampung,” ujar Dee Lestari.

Riset Membuat Tulisan Lebih Detil dan Bekualitas

Foto bersama usai acara Lit Adventure

Dalam paparan yang menarik, Dee Lestari mengingatkan kita untuk rajin melakukan riset, baik pengamatan langsung, membaca dokumen, mengikuti kelas kursus tertentu untuk bahan tulisan, dan menjahitnya dalam tulisan yang utuh, akan membuat tulisan kita lebih bermutu dan berkualitas.

“Kesulitan kita atau banyakkita temukan tulisan yang terlihat tidak nyambung atau ada jeda yang hllang atau tidak logis. Biasanya penulis itu kurang mendalami riset atas topik yang ditulisnya. Kalo kita ingin membuat tulisan tentang Gen Z ya harus kita mempelajari dan mendalami karakteristik geerasi Z itu atau bila kita ingin menulis tentag kopi, kita harus riset tentang kopi secara mendalam,” sarannya.

jadi, cerita dalam novel Dee Lestari,semuanya ditulis berdasarkan pengetahuan atau riset yang mendalam, termasuk novel Aroma Karsa. Riset juga akan membantu kita membantu tokoh dan karakter yang kuat dalam cerita. sebab semuanya harus saling terkiat, harus ada kisah atau cerita dan tautannya dengan kisah lain. Nah, ihwal penokohan dalam cerita, kata Dee Lestari menjawab pertanyaan audience, bisa diambil dari tokoh rekaan atau memang tokoh asli, Bisa juga tokoh asli disamarkan menjadi tokoh rekaan, itu masalah tehnis saja.

Salah satu pertanyaan peserta  yang menurut Dee Lestari cukup menarik dan sering ditanyakan banyak orang adalah sal kebuntuan dalam proses menulis atau writers block. Menurut Dee. setiap penulis akan mengalami situasi yang disebut writers block itu, tinggalbagaimana setiap penulis mencari celah atau jalan untuk mengatasinya. “Bisa ita mengalihkan sejenak perhatian ke hal lain, atau meninggalkan tulisan untuk beberapa ama dan melakukan kegiatan lain, lalu kembali lagi melanjutkan tulisan. Namun wirites block jangan tetlalu lama dibiarkan, karena tulisan akanmenggantung,; katanya.

Tips menarik dan mudah dilaksanakan bagi mereka yang ingin menulis dibagikan Dee Lestari. Dia menganjurkan terus saja menulis, mungkin dalam ebebrapa waktu tulisna kita jelek, tidak diterima media atau penerbit, tapi terus mencoba. Apabila sudahberhasil menyelesaiakna tulisan dan menerbitkan karya itu dalam berbagai bentuk seperti buku, lanjutkan untuk terus berkarya, suatu ketika karya kita akan sangat dihargai pembaca.

“Jangan berharap tulisna pertama atau kedua kita langsung best seller atau dinilai hebat. Menulis itu sama saja seperti otot, jadi arus dilatih sedikit-sedikit, nanti akan semakin luwes, lentur, dan kuat. Jam terbang memang harus diasah terus-terusan,” tegas Dee Lestari.

Dee Lestari foto bersama dengan Pnitia Lit Adventure di Perpustakaan SMAN 8 Jakarta yang baru selesai direnovasi

Awal dari Suatu Kecemerlangan

sementara itu Ketua Subseksi Sains dan Perpustakaan SMAN 8 Jakarta,  Ahsan Rifki mengatakan,  acara LitVenture adalah sesuatu yang lain. Ini adalah awal untuk sesuatu yang baru, sesuatu yang cemerlang. Dengan angsuran pertama yang sukses besar, membawa kontribusi sastra yang tinggi bagi SMAN 8 Jakarta, sekaligus menjadi ruang terbuka untuk berbagi daya tahan dan kreativitas dalam sastra. “Semoga angsuran pertama menjadi pemantik api untuk usaha sastra di masa mendatang. Dan semoga angsuran berikutnya menumbuhkan kemampuan sastra lebih tinggi dari sebelumnya,” harap Ahsan.

Rekan Ahsan yakni Rihad Jilwah, Ketua Seksi VI Subseksi Sains dan Perpustakaan menambahkan, menjadi bagian dari perancangan kegiatan Litventure ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan. Acara ini tidak hanya menyuguhkan nuansa baru dalam memaknai urgensi literasi, tetapi juga membuka wawasan bahwa berliterasi bukan sekadar tentang membaca, melainkan juga tentang dampak mendalam yang dihasilkannya; baik dalam kehidupan personal, sosial, maupun psikologis.

Literasi mengasah kepekaan terhadap sekitar dan membentuk cara pandang kita terhadap dunia, sebagaimana disampaikan Kak DeeLestari: ‘membungkus pikiran dengan frame-frame hasil imajinasi.’ Kolaborasi hangat antara Sains, Perpustakaan, dan sosok inspiratif seperti Kak Dee Lestari berhasil memikat antusiasme peserta, “Khususnya civitas akademika SMA Negeri 8 Jakarta. Semoga ikhtiar baik ini tidak hanya berhenti di sini, melainkan terus berlanjut, memberikan kebermanfaatan yang luas dan keberdampakan positif bagi semua di masa mendatang,”ujar Rihad yangaktif bertanya adalam acara tersebut.

Pada kesempatan ini , Kepala Perpustakaan SMAN 8 Jakarta, Sri Redjeki memberi apresiasi yang snagat tinggi terutama pada penulis Dee Lestari yang mau memberikan waktu dan pengalamannya pada siswa SMAN 8 Jakarta dan peserat acara Lit Adventure. “Kami sangat merasa terhormat dengan kedatangan mbak Dee Lestari, semoga ilmu dan karyanya bermanfaat buat kita semua.” katanya.

Kepada panitia Lit Adventure, Sie Science da Perpustakaan di bawah pimpinan Ahsan Rifki, Sri Redjeki juga memberikan penghargaan yang tinggi dan menjadikan acara ini sangat berkualitas. Juga kepada Elora Khiar Nareswari dan Firstna Shaqylla Japna Lumban  Toruan yang tampil memukau membaca puisi dan nyanyian yang diambil dari karya Dee Lestari. (sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan