KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID---Dalam Closing Meeting Akreditasi Internasional, Universitas Halu Oleo (UHO) menerima evaluasi dan rekomendasi dari tim asesor Akreditasi Internasional yakni ASIIN. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Senat, Gedung Rektorat Lantai 4 ini dihadiri oleh berbagai pimpinan universitas, termasuk Ketua Senat, Para Wakil Rektor, Dekan/Direktur, Ketua Lembaga, serta kepala berbagai unit di lingkungan UHO. Selain itu, para Ketua Program Studi yang menjalani visitasi, yakni Agribisnis, Agroteknologi, Peternakan, Budidaya Perairan, dan Ilmu Kelautan, turut hadir dalam pertemuan ini.
Tim Asesor ASIIN yang melakukan visitasi terdiri dari enam pakar internasional dan nasional. Mereka adalah Dr. Sonja Kleinertz dari University of Rostock, Dr. Angela Schwarzer dari Ludwig Maximilian University of Munich, Dr. Rara Diantari dari Universitas Lampung, Dr. Slamet Widodo dari IPB, serta Robi Agustiar yang menjabat sebagai Ketua Indonesian Animal Science Society sekaligus Sekretaris Jenderal Indonesian Cattle and Buffalo Farmers Association. Selain itu, turut hadir Anggi, seorang mahasiswa dari Universitas Hasanuddin, serta Sascha Warnke, MA. yang bertindak sebagai Project Manager dari ASIIN.
Dalam sambutannya, Dr. Sonja Kleinertz menyampaikan kesan dan evaluasi hasil visitasi yang telah dilakukan selama beberapa hari di UHO. Ia menyoroti sejumlah aspek positif yang menjadi nilai tambah bagi universitas, seperti konsep Green Campus yang diterapkan dengan baik, kebersihan lingkungan yang terjaga, serta suasana akademik yang kondusif. Menurutnya, implementasi konsep Green Campus ini mencerminkan komitmen UHO dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkelanjutan, yang tidak hanya berdampak positif bagi mahasiswa tetapi juga bagi komunitas sekitar. “Selain itu, kesadaran terhadap kebersihan yang tinggi menunjukkan disiplin dan kepedulian civitas akademika terhadap lingkungan kampus yang sehat dan nyaman,” ujarnya.
Selain faktor lingkungan, Dr. Sonja juga mengapresiasi suasana akademik yang mendukung interaksi positif antara mahasiswa dan dosen, menciptakan atmosfir belajar yang dinamis. Kerja sama erat antara UHO dengan industri dan pemerintah juga dinilai sebagai keunggulan yang memberikan peluang besar bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktis di dunia kerja. Program kemitraan yang telah terjalin memungkinkan mahasiswa memperoleh wawasan langsung dari para praktisi, meningkatkan keterampilan mereka, serta memperluas jejaring profesional sejak dini.
“Kolaborasi semacam ini menjadi salah satu indikator penting dalam memastikan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri dan dunia kerja,” katanya.
Selain aspek positif, Tim Asesor ASIIN juga memberikan beberapa rekomendasi perbaikan yang dapat meningkatkan standar akademik di UHO. Salah satu catatan penting adalah perlunya peningkatan pada beberapa fasilitas pendukung perkuliahan, termasuk aspek keselamatan yang memenuhi standar internasional. Penguatan infrastruktur ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi mahasiswa dan dosen, tetapi juga untuk memastikan bahwa fasilitas yang tersedia mampu mendukung pembelajaran berbasis praktik secara optimal. Hal ini diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing universitas di tingkat global serta memberikan pengalaman akademik yang lebih berkualitas bagi mahasiswa.
Selain peningkatan fasilitas, Tim Asesor juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap struktur kurikulum yang berdampak pada lama studi mahasiswa. Penyesuaian durasi studi ini dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing UHO di tingkat internasional, memberikan pilihan lebih fleksibel bagi mahasiswa, serta mempercepat lulusan memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dr. Sonja juga menekankan pentingnya pembaharuan kurikulum di program studi yang divisitasi agar lebih mengakomodasi kebutuhan mahasiswa internasional. Kurikulum yang lebih fleksibel dan berorientasi global diharapkan dapat meningkatkan daya tarik UHO bagi mahasiswa asing serta memperkuat aspek internasionalisasi dalam dunia akademik. Salah satu langkah yang direkomendasikan adalah penyesuaian mata kuliah dengan standar internasional serta peningkatan jumlah program yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, mahasiswa internasional akan lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan pengalaman akademik yang setara dengan standar universitas ternama di dunia.
“Kemampuan berbahasa Inggris dosen dan mahasiswa juga menjadi perhatian utama dalam evaluasi. Peningkatan keterampilan bahasa Inggris tidak hanya akan mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif, tetapi juga akan memperluas peluang kolaborasi internasional bagi UHO. Dalam konteks akademik global, penguasaan bahasa Inggris menjadi faktor kunci dalam akses terhadap literatur ilmiah terbaru, publikasi di jurnal bereputasi, serta keterlibatan dalam seminar dan konferensi internasional.
Oleh karena itu, UHO diharapkan dapat menyediakan program pelatihan bahasa Inggris yang lebih intensif dan berkelanjutan bagi dosen dan mahasiswa. Program ini dapat mencakup kursus bahasa dengan pendekatan berbasis akademik, lokakarya penulisan ilmiah dalam bahasa Inggris, serta pendampingan khusus bagi dosen dalam publikasi internasional. Selain itu, integrasi penggunaan bahasa Inggris dalam berbagai aspek pembelajaran, termasuk dalam mata kuliah dan kegiatan akademik lainnya, juga direkomendasikan agar mahasiswa terbiasa dengan lingkungan akademik yang lebih global. Dengan langkah ini, UHO dapat semakin memperkuat posisinya sebagai universitas berdaya saing internasional,” ungkapnya.
Tempat yang sama, Final remark dari Tim Asesor disampaikan oleh Sascha Warnke, yang bertindak sebagai Project Manager dari ASIIN. Dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang mendalam atas komitmen dan upaya UHO dalam memperoleh pengakuan internasional bagi beberapa program studi. UHO dinilai telah memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia secara optimal untuk memenuhi standar akreditasi internasional. Kehadiran asesor ASIIN selama tiga hari berturut-turut dalam visitasi lapangan menjadi bukti nyata dari keseriusan universitas dalam meningkatkan mutu akademiknya.
Selain itu, Sascha Warnke juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan yang hangat dan keramahtamahan seluruh civitas akademika UHO selama proses visitasi berlangsung. “Atmosfer akademik yang inklusif dan dukungan penuh dari berbagai pihak telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kerja sama internasional. Semua temuan dan hasil visitasi lapangan yang telah dilakukan oleh Tim Asesor akan disampaikan kepada Tim Pengambil Kebijakan ASIIN untuk dianalisis lebih lanjut sebelum keputusan akhir mengenai akreditasi diumumkan. Saya berharap bahwa hasil akhir dari proses ini akan semakin memperkuat posisi UHO sebagai institusi pendidikan tinggi yang berdaya saing global,” terangnya.
Pada Sesi tanggapan, Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si.,M.Si.M.Sv , dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada tim asesor atas masukan dan rekomendasi yang diberikan. UHO akan menindaklanjuti setiap rekomendasi yang telah disampaikan guna memperkuat standar akademik dan meningkatkan kualitas pendidikan di universitas. “Komitmen ini sejalan dengan visi UHO untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional,” ucapnya.
Prof. Zamrun menekankan bahwa hasil visitasi ini menjadi bahan evaluasi yang berharga bagi UHO dalam merumuskan kebijakan strategis ke depan. Implementasi rekomendasi dari tim asesor akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk fakultas, lembaga, dan unit pendukung akademik lainnya. “Dengan sinergi yang kuat, UHO optimis dapat memenuhi standar internasional dan meningkatkan daya saing lulusan di pasar kerja global. Semua rekomendasi perbaikan Tim Asesor akan segera ditindaklanjuti, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik,” tuturnya.
Selain itu, Prof. Zamrun juga menyoroti pentingnya keterlibatan seluruh civitas akademika dalam mendukung transformasi yang diusulkan oleh tim asesor. Beliau berharap bahwa seluruh elemen di UHO dapat berkontribusi aktif dalam mewujudkan perubahan yang lebih baik, termasuk dalam peningkatan kualitas kurikulum, fasilitas, serta kompetensi dosen dan mahasiswa. “Dengan komitmen yang kuat, UHO siap untuk terus berkembang dan mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Closing Meeting ini menandai berakhirnya rangkaian visitasi ASIIN di UHO. Hasil evaluasi dari tim asesor akan menjadi acuan penting bagi universitas dalam proses peningkatan mutu akademik dan persiapan menuju akreditasi internasional yang lebih tinggi. Dengan berbagai keunggulan yang telah dimiliki serta komitmen untuk terus berkembang, UHO optimis dapat mencapai standar pendidikan yang semakin kompetitif di kancah global.
Dengan selesainya tahap visitasi ini, UHO kini menunggu hasil resmi dari ASIIN yang akan menjadi penentu dalam proses akreditasi internasional, khususnya bagi 5 Prodi yang menjadi sasaran visitasi. Keberhasilan dalam memperoleh akreditasi ini akan semakin memperkuat posisi UHO sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing internasional.(rls/win)