Terbongkar! Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Kopi di Koltim, Sulawesi Tenggara Rugikan Negara Rp626 Juta

1 day ago 6

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Kasus dugaan korupsi kembali mencuat di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kejaksaan Negeri (Kejari) Kolaka menetapkan tiga tersangka dalam perkara pengadaan bibit kopi robusta yang diduga merugikan keuangan negara hingga Rp626 juta.

Ketiga tersangka tersebut adalah KM (Pelaksana CV. Lumbung Sekawan), HN (Direktur CV. Lumbung Sekawan), dan LP (Pejabat Pembuat Komitmen/PPK).

Penahanan terhadap mereka dilakukan pada Kamis malam, 10 Juli 2025, usai menjalani pemeriksaan intensif oleh Tim Pidana Khusus Kejari Kolaka.

Jumlah Anggaran Rp 4,25 Miliar

Kepala Seksi Intelijen Kejari Kolaka, Bustanil Arifin, S.H., M.H menjelaskan, proyek pengadaan yang dimaksud berlangsung pada Tahun Anggaran 2021 di bawah Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Timur, dengan nilai anggaran mencapai Rp4,25 miliar.

“Fakta yang kami temukan, LP selaku PPK tidak melakukan survei harga pasar maupun perhitungan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang disusun tidak didasari data valid, hanya mengacu pada standar satuan harga dalam Peraturan Bupati tanpa pembaruan informasi harga dari sumber lain,” ungkap Bustanil.

Akibat kelalaian dan penyimpangan prosedur tersebut, hasil audit dari BPKP Perwakilan Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa negara mengalami kerugian sebesar Rp626 juta.

Pastikan Penegakan Hukum Transparan

Para tersangka kini ditahan untuk 20 hari ke depan, terhitung sejak 10 hingga 29 Juli 2025. Kejari Kolaka menegaskan bahwa proses hukum akan terus berjalan dan semua pihak yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban.

“Kami tegaskan, proses hukum berjalan secara transparan dan profesional. Penegakan hukum ini adalah bentuk komitmen Kejaksaan dalam memberantas korupsi,” tegas Bustanil.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi seluruh pejabat daerah dan pelaksana proyek agar tidak bermain-main dengan anggaran negara, terlebih dalam program strategis seperti sektor pertanian yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan petani. (KP)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan