SHNet, Jakarta – Program pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah dirancang Kemenparekraf sepanjang tahun 2024 dipastikan terus dimaksimalkan guna mencapai target-target yang telah ditetapkan selama proses transisi dari nomenklatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi dua entitas yakni Kementerian Pariwisata (KemenPar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) yang masih berproses.
“Masa transisi ini tidak menyurutkan semangat kita untuk mencapai target target utama yang diembankan. Kita terus lanjutkan, karena tidak ada perubahan dari segi arah, tetap sama agar program Parekraf memberi menfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Parekraf, Ni Made Ayu Marthini, kemarin.
Untuk kunjungan wisatawan mancanegara misalnya. Berdasarkan data BPS, secara kumulatif untuk periode Januari – Agustus 2024 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara telah mencapai 9,09 juta kunjungan. Sedangkan target yang telah ditetapkan untuk kunjungan wisman di tahun 2024 adalah sebesar 14,3 juta wisman.
Untuk memaksimalkan pencapaian pergerakan wisman dalam dua bulan terakhir di tahun 2024, terdapat sejumlah program yang akan dijalankan salah satunya adalah keikutsertaan dalam ajang bursa pariwisata terbesar kedua di dunia, yakni World Travel Market (WTM) London yang akan berlangsung pada 5 hingga 7 November 2024.
Made mengatakan, dalam ajang tersebut, pihaknya akan memfasilitasi 46 pelaku industri pariwisata mulai dari hotel, travel agent, dan lainnya.
Selain keikutsertaan di WTM London, program pemasaran dan branding pariwisata Indonesia juga akan dilangsungkan di Kanada, Australia, Tiongkok, dan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura serta memaksimalkan cross border tourism di Batam dan Bintan.
“Sebelumnya kami juga telah menjalankan program pemasaran kolaboratif dengan berbagai pihak dengan menyelenggarakan familiarization trip dan kampanye Wonderful Indonesia melalui kanal digital yang diharapkan dapat memperkuat citra pariwisata Indonesia di mata dunia sehingga akan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan,” ujar Made.
Sementara untuk wisatawan nusantara, program yang akan dijalankan adalah kegiatan promosi dan pemasaran yang bekerja dengan berbagai pihak. Mulai dari mitra co-branding Wonderful Indonesia, pemerintah daerah, kerja sama terpadu dengan industri, Di Indonesia Aja Travel Fair, dan lainnya.
Selain itu juga memaksimalkan program-program pemasaran desa wisata seperti Beti Dewi, Senandung Dewi, serta tidak ketinggalan paket wisata 3B (Banyuwangi, Bali Barat, Bali Utara), dan lainnya.
“Dengan adanya kolaboratif action ini, semoga sampai akhir tahun ini kita bisa menambah 100 juta wisatawan nusantara,” ujar Made. (Stevani Elisabeth)