Jawa Barat – Keluarga Silat Nasional Indonesai Perisai Diri menggelar rapat kerja nasional dan sarasehan untuk menggali lebih dalam warisan keilmuan silat yang diciptakan oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo sebagai pendiri Perisai Diri. Rakernas dan sarasehan diadakan di Gedung Pratidina Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Sabtu-Minggu, 22-23 Februari 2025.
Ketua Panitia Pelaksana Suryowanto menyatakan acara itu diikuti oleh 36 anggota Pengurus Pusat Kelatnas Indonesia Perisai Diri secara langsung dan 175 anggota dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti sarasehan melalui zoom.
“Kami berharap dengan kegiatan ini maka rasa kekeluargaan anggota Silat Perisai Diri makin erat. Di samping itu dengan berdiskusi kami menjadi lebih memahami keilmuan Perisai Diri yang diciptakan oleh Bapak Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo, pengasuh dan pendiri Perisai Diri,” kata Suryowanto, Sabtu (22/2/2025)
Ketua Umum Perisai Diri Prof. (H.C) DR. Ir. Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa Perisai Diri memiliki metode latihan “Serang Hindar” yang mulai dipelajari oleh aliran beladiri silat lainnya. Dwi menegaskan Perisai Diri adalah aset bangsa Indonesia dan Silat Perisai Diri berada di bawah organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo menyatakan olah raga silat akan dibawa ke olimpiade,” kata Dwi.
Dwi menjelaskan dalam Perisai Diri memiliki metode latihan ‘Serang Hindar’ menjadi sangat mudah seseorang untuk bisa memahami beladiri dengan cepat. Oleh karena itu di Perisai Diri mewajibkan setiap anggota untuk melatih serang hindar sejak tingkat Dasar hingga Pendekar. Setiap kejuaraan yang digelar oleh Perisai Diri selalu menampilkan nomor Serang Hindar sebagai salah satu nomor wajib yang dipertandingkan. Bahkan pada 2024 ada Kejuaraan Serang Hindar yang memperebutkan Piala Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo untuk pertama kali.
“Dan kami sangat berterima kasih ketika Komandan Korps Brigade Mobil Polri Bapak Komisaris Jenderal Polisi Drs. Imam Widodo M.Han berkenan akan memberikan piala yang akan diperebutkan pada Kejuaraan Serang Hindar berikutnya,” tuturnya.
Di samping itu, sebagai organisasi perguruan silat, Perisai Diri yang secara rutin menggelar kejuaraan mulai tingkat pelajar, mahasiswa, hingga dewasa tingkat nasional hingga internasional pasti membutuhkan dana untuk gelaran ajang asah prestasi tersebut. Selain itu untuk menggerakkan roda organisasi juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Di rakernas itu kami sebagai pengurus pusat dituntut harus mampu menjawab tantangan bagi keberlanjutan organisasi,” kata Dwi.
Di sela-sela acara rakernas juga dilakukan penandatangan dan penyerahan Buku Sarasehan Pembinaan Prestasi Kelatnas Indonesia Perisai Diri dari Ketua Dewan Pendekar Hari Soejanto kepada Ketua Umum Perisai Diri Dwi Soetjipto.
“Buku itu merupakan panduan para pelatih untuk mendidik para pesilat mewujudkan prestasi di berbagai kejuaraan,” Hari menerangkan.
Silat Perisai Diri merupakan 10 perguruan historis Ikatan Pencak Silat Indonesia. Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo yang berasal dari keluarga besar Pura Pakualaman Yogyakarta mendirikan Perisai Diri pada 2 Juli 1955.
Dalam perkembangannya, Perisai Diri mulai meluas ke luar negeri sejak tahun 1978 di Belanda, kemudian Australia, Inggris, Jerman, Swiss, Perancis, Timor Leste, Swedia, Jepang, Amerika Serikat, dan Brunei Darussalam.
Perisai Diri mulai menggelar kejuaraan nasional sejak tahun 1964, kemudian seiring dengan banyaknya anggota dari luar negeri, maka sejak tahun 1990 diubah menjadi kejuaraan internasional yang diberi label Perisai Diri International Championship (PDIC). Pada tahun 2025 nanti merupakan PDIC yang ke-11. Setiap PDIC diikuti oleh pesilat dari berbagai negara.
Sementara itu kejuaraan nasional antar perguruan tinggi telah digelar sejak tahun 1975. Hingga tahun 2023 Kejurnas Perisai Diri merupakan yang ke-27. Di tingkat pelajar kejurnas dimulai tahun 2012. Terakhir kali digelar di Banten untuk yang ke-7. (*)