Bali Tribune / NGAYAH - Bendesa Adat se-Kota Denpasar saat ngayah Tari Baris Gede saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar seragkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4).
balitribune.co.id | Denpasar - Beragam elemen turut dilibatkan Pemerintah Kota Denpasar saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar seragkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4). Dimana, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara turut ngayah mesolah Topeng Wali bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar, Bendesa Adat se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Baris Gede, serta WHDI Kota Denpasar dan LPD se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Rejang Renteng yang diiringi oleh Sekehe Gong Waja Swara, Banjar Wangaya Kaja.
Perwakilan Bendesa Adat, AA Ketut Oka Adnyana saat dikonfirmasi mengatakan, bhakti penganyar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.
“Dengan pelaksanaan ngayah serangkaian bhakti penganyar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Bendesa Adat Penatih Puri, I Gusti Ngurah Gede Marhaindra Jaya. Dimana, momentum ngayah ini merupakan wahana untuk meningkatkan ketaatan kepada tuhan. Hal ini juga menjadi momentum untuk mulatsarira atau introspeksi diri. Sehingga kedepanya dapat lebih baik dalam menjalankan kewajiban dan tugas sesuai dengan profesi.
"Ini merupakan momentum untuk kita berbhakti kepada tuhan, sebagai wahana introspeksi diri atau mulatsasrira," jelasnya.