SHNet,Jakarta-Media sosial seperti tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan sebagaian besar masyarakat kita. Tapi, bagaimana caranya untuk aman bermedia sosial, masih banyak yang belum mengetahuianya. Karena itu Prodi Produksi Media IMDE, SOTN, dan Meta4sec, menggelar webinar dengan tajuk “Level Up Your Creativity : Tetap Aman dan Inovatif di Media Sosial” pada Sabtu (25/01/2025).
Webinar yang i diprakarsai oleh Teguh Setiawan, Kaprodi Produksi Media sekaligus dosen mata kuliah Produksi Streaming dibantu Beib Zahran Mochtary alumni yang juga bekerja di industry streaming menampilkan nara sumber yang kompeten di bidangnya yakni Farras Givari (Co Founder Meta4sec), Deddy Prasetya Kristiadi (Kepala LPPM SOTN – School of Technopreneur Nusantara), dan Arsyi Aqsara (Content Creator).
Rektor Institut Media Digital Emtek atau IMDE, Totok Amin Sufijanto mengatakan, Webinar bertema Level Up Your Creativity: Tetap Aman dan Inovatif di Media Sosial ini menekankan dua kata kunci, yaitu kreatif dan aman. Medsos sudah menjadi bagian hidup kita sehar-hari. Oleh sebab itu, medsos harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja kita agar memberi manfaat kepada masyarakat luas.
Ditegaskan Totok, media sosial telah menjadi platform utama untuk berkreasi, termasuk belajar ilmu baru, berjualan, atau bertukar pikiran. Menurut sumber katadata, pada tahun 2024 lalu, total pengguna medsos mencapai 191 juta pengguna atau 73,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Platform Media Sosial Terpopuler :
- Youtube : 139 juta pengguna (53,8% dari populasi)
- Instagram : 122 juta pengguna (47,3% dari populasi)
- Facebook : 118 juta pengguna (45,9% dari populasi)
- Whatsapp : 116 juta pengguna (45,2% dari populasi)
- Tiktok : 89 juta pengguna (34,7% dari populasi)
Sementara dari segi umur sendiri, pengguna media sosial didominasi oleh usia 18-34 tahun (54,1%), dengan jenis kelamin perempuan (51,3%) sementara laki-laki (48,7%). Frekuensi penggunaan masyarakat indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 14 menit per hari dan 81% mengaksesnya setiap hari. Aktivitas yang sering dilakukan pun beragam mulai dari berbagi foto/video (81%), komunikasi (79%), berita/informasi (73%), hiburan (68%), belanja online (61%).
“Kita masih menggunakan medsos untuk hal-hal yang sifatnya hiburan, bukan berniaga, apalagi belajar dan pendidikan. Kami berharap webinar ini dapat mendorong pemanfaatan medsos yang lebih produktif lagi ke depan,” ujar Totok..
Co Founder Meta4sec, Farras Givari mengatakan, upaya untuk melindungi akun, data pribadi, dan aktivitas di platform media sosial dari ancaman digital yang semakin marak di era sekarang. Ini meliputi penggunaan kata sandi kuat, autentikasi dua faktor, pengaturan privasi, dan kewaspadaan terhadap serangan seperti phishing dan peretasan.
Lebih lanjut dikatakan Farras, seringnya media sosial menjadi target peretasan disebabkan oleh tingginya jumlah pengguna dan banyaknya data pribadi yang tersimpan di platform tersebut. Para hacker memanfaatkan kelemahan, seperti password yang lemah, kurangnya pengaturan privasi, atau serangan phishing, untuk mencuri data, menyebarkan malware, atau mengambil alih akun.
“Dalam membuat password saat ini juga disarankan menggunakan Passphrase yakni password menggunakan kalimat panjang namun mudah diingat, hindari membuat password dengan tanggal lahir, alamat, dan sebagainya,”kata Farras
Sementara Kepala LPPM SOTN – School of Technopreneur Nusantara, Deddy Prasetya Kristiadi mengatakan, mengangkat tema bagaimana generasi baby boomer menjaga keamanan di era digital, karena mereka lahir saat internet belum ada, dan terbatas teknologi informasinya namun harus berhadapan dengan anak cucu mereka yang keseharian erat dengan digital.
Dengan perbedaan teknologi dan komunikasi antara generasi Baby Boomer dan Gen Z maka terjadi kesenjangan informasi, untuk itu Gen Z diharapkan dapat memberikan pengertian bahwa teknologi itu bermanfaat namun perlu kewaspadaan dalam menggunakannya.
“Saat ini generasi baby boomer sangat rentan terhadap berbagai hal yang terkait dengan kejahatan internet seperti penipuan dengan berbagai modus, sehingga perlu diberikan pengetahuan bagaimana mencegahnya,” kata Deddy..
Tips Aman
Secara praktis, Content Creator, Arsyi Aqsara membagikan beberapa tips aman untuk beraktivitas dlama media sosial. Arsyi mengungkapkan, pernah mengalamai phising saat awal menjadi content creator yang dilakukan melalui DM layaknya seperti mengisi link, namun yang terjadi selesai itu tidak dapat lagi login ke akunnya. Untuk menjaga akun media sosialnya Arsyi membagikan tips yakni dengan cara mengaktifkan autentikasi dua factor dan sering mengganti password.
Terkait ide konten , Arsyi awalnya hanya mengikuti tren saja, namun akhirnya merasa bahwa konten yang dibuat bukan seperti dirinya, Hingga akhirnya menemukan ide dari konten luar tentang humor ataupun parodi yang merupakan pengalaman pribadi dan ternyata banyak yang menonton.
“Sebagai seorang content creator juga harus memahami bagaimana mengamankan akun, agar tidak di hack ataupun di banned.dibutuhkan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya menjaga keamanan dan kreativitas dalam membuat konten,” paparnya..
Sementara itu, Teguh Setiawan S.Pd., M.I.Kom (Kaprodi Produksi Media dan Aktif membuat konten di media social) mengatakan, webinar ini merupakan bentuk tugas akhir dari mata kuliah Produksi Streaming, dimana mahasiswa diharapkan dapat melakukan streaming dengan menggunakan berbagai kanal dengan tampilan yang lebih professional.
Lulusan Produksi Media diharapkan dapat membuat konten dan dapat beradaptasi dengan teknologi sehingga saat nanti lulus dan masuk ke dunia industri dapat langsung menerapkan ilmunya.
Webinar dengan Host Rian Fernandi (alumni IMDE yang sudah berprofesi sebagai kreatif di Rans Entertainment) diikuti 390 orang ditayang secara hybrid lintas platform yakni Zoom dan Youtube.
Rian mengatakan, sedia sosial telah menjadi platform utama untuk berkreasi, berbagi ide, dan mempromosikan karya. Namun, di tengah meningkatnya peluang, terdapat berbagai tantangan seperti keamanan data, etika digital, dan penyalahgunaan media sosial. Webinar ini bertujuan untuk mengedukasi audiens tentang bagaimana memanfaatkan media sosial secara kreatif, inovatif, dan tetap aman dalam beraktivitas digital, selain itu juga mengenalkan cara belajar di Prodi Produksi Media dimana tugas akhirnya berbentuk proyek. (sur)