Bali Tribune / Prof. I Gede Putu Wirawan
balitribune.co.id | Denpasar - Pada tanggal 3 November 2025 Pemerintah Jepang mengumumkan Prof. I Gede Putu Wirawan yang merupakan Guru Besar Universitas Udayana sebagai salah satu penerima Anugerah Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2025 termasuk kepada 104 warga negara asing. Tokoh dari Bali ini menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Laboratorium Sumber Daya Genetika dan Biologi Molekuler, Universitas Udayana. Yang bersangkutan juga aktif sebagai Pembina PERSADA (Perhimpunan Alumni dari Jepang) Cabang Bali yang berperan penting dalam mendorong banyak dosen dan mahasiswa melanjutkan studi ke Jepang.
Selain itu, Prof. Wirawan secara konsisten melaksanakan berbagai penelitian kolaboratif bersama berbagai universitas dan perusahaan Jepang yang berkontribusi terhadap penguatan hubungan akademik dan ilmiah antara Indonesia dan Jepang.
Penerima Bintang Jasa Prof. I Gede Putu Wirawan, Bintang Tanda Jasa : The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon Jasa Utama yang memberikan kontribusi dalam promosi pertukaran akademik dan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.
Diketahui, Prof. Wirawan adalah akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan penelitian bioteknologi sekaligus mempererat hubungan akademik antara Indonesia dan Jepang. Setelah menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Udayana, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Nagoya, Jepang, dan meraih gelar Magister pada tahun 1993 serta gelar Doktor pada tahun 1996 di bidang bioteknologi.
Ia juga menjalani penelitiannya di Universitas Shinshu sebelum kembali mengabdi di almamaternya, Universitas Udayana. Selain menjadi dosen di Fakultas Pertanian Udayana, juga memiliki kontribusi besar dalam penelitian dan inovasi. Sejak tahun 1999 aktif melakukan penelitian kolaboratif dengan universitas dan perusahaan Jepang.
Salah satu penelitiannya berfokus pada penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang menyerang tanaman jeruk di kawasan tropis. Selain itu, pada tahun 2013- 2015 melalui kerja sama dengan perusahaan Jepang yaitu Takino Filter. Co. LTD, ia berhasil mengembangkan produk Takino Filter yang merupakan matras yang dapat mencegah erosi dan mendorong penghijauan. Setelah melalui penelitian dan pengembangan tahap ke-2 (2016-2018) produk ini digunakan sebagai model (demontrasi plot) seperti pada jalan tol Cikampek, jalan lintas Sumatera, hingga kawasan industri Jakarta.
Selain berkontribusi terhadap penelitian dan pengembangan produk inovatif, Prof. Wirawan berperan penting dalam memperluas jejaring akademik Universitas Udayana dengan berbagai universitas Jepang, termasuk Universitas Nagoya, Universitas Yamaguchi, dan Universitas Hokkaido. Pada tahun 1998 ia pernah menjadi peneliti tamu di Universitas Nagoya dan Universitas Shinshu. Selanjutnya pada tahun 2004-2006 aktif memimpin penelitian kolaboratif bersama dengan Universitas Hokkaido dan perusahaan Jepang serta memperkuat kerja sama riset antara Jepang dan Indonesia.
Tahun 2013-2016 ia secara rutin diundang untuk menjadi dosen tamu di Universitas Yamaguchi. Sejak 2018, ia juga menjabat sebagai Profesor Tamu di Universitas Yamaguchi sekaligus evaluator program internasional universitas tersebut. Kolaborasi ini menghasilkan riset bersama, pertukaran mahasiswa, serta kuliah umum yang memperkuat hubungan pendidikan antara kedua negara. Tidak hanya di bidang bioteknologi, sebagai alumni dari Universitas Jepang ia pun berperan dalam memperkenalkan budaya Jepang di Bali.
Pada 1999, ia menjadi salah satu penggagas pendirian Pusat Studi Jepang Universitas Udayana dan pernah menjabat sebagai kepala dari Pusat Studi Jepang tersebut. Pusat Studi Jepang memiliki program pembelajaran Bahasa Jepang, melakukan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan Jepang serta menjadi menyebarkan budaya-budaya Jepang di Bali. Pusat Studi Jepang merupakan cikal bakal berdirinya Jurusan Sastra Jepang di Universitas Udayana saat ini.
Dedikasinya tidak hanya memperkuat posisi Universitas Udayana di tingkat internasional, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan, pertanian, hingga hubungan persahabatan antarbangsa.
















































