--AngkaPengangguranTerbukaMenurun
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan pada Agustus 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran tercatat sebesar 3,09 persen. Turun sebesar 0,06 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Indikator ini menunjukkan adanya perbaikan dalam penyerapan tenaga kerja.
Statistisi Ahli Madya BPS Sultra Muhammad Mulyadi menjelaskan indikator mengukur angka pengangguran diukur mencakup angkatan kerja yang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha baru dan mereka merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa). TPT merupakan indikator penting untuk menilai sejauh mana pasar tenaga kerja mampu menyerap angkatan kerja yang tersedia.
"TPT hasil Sakernas Agustus 2024 sebesar 3,09 persen. Ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 3 orang penganggur. Selama enam tahun terakhir, terjadi kenaikan TPT saat awal pandemi Covid-19 (Agustus 2020). Lalu TPT menunjukkan tren menurun hingga Agustus 2024. Pada Agustus 2024, TPT mengalami penurunan 0,06 persen dibanding Agustus 2023," jelasnya kemarin.
Jika dilihat dari segi jenis kelamin lanjutnya, TPT lakilaki sebesar 2,52 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan TPT perempuan yang mencapai 3,90 persen.
Meskipun TPT laki-laki menunjukkan penurunan sebesar 0,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, TPT perempuan justru mengalami sedikit kenaikan 0,03 persen. "Perbedaan ini mengindikasikan perempuan di Sultra masih menghadapi tantangan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan, meskipun sudah ada perbaikan dalam beberapa sektor," katanya.
TPT di perkotaan kata dia, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan. TPT di perkotaan pada Agustus 2024 mencapai 4,90 persen sementara di perdesaan hanya 1,99 persen. Dibandingkan Agustus 2023, TPT di perkotaan meningkat sebesar 0,89 persen poin, sedangkan TPT di perdesaan justru mengalami penurunan sebesar 0,60 persen poin.
Tingkat pendidikan sambungnya, turut mempengaruhi angka pengangguran. Lulusan dengan pendidikan tinggi, khususnya tamatan Diploma IV, S1, S2, dan S3, tercatat memiliki TPT tertinggi yakni 5,23 persen. Sebaliknya, TPT untuk penduduk dengan pendidikan SD ke bawah adalah yang terendah hanya 1,06 persen.
"Hal ini menunjukkan pendidikan tinggi tak memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka yang lulus dengan gelar tinggi juga sering kali menghadapi persaingan yang lebih ketat di pasar kerja," jelasnya.
Dibandingkan Agustus 2023, hampir semua jenjang pendidikan mengalami penurunan TPT. Penurunan terbesar terjadi pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang turun 0,76 persen. Sementara lulusan pendidikan tinggi seperti Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 justru mengalami kenaikan TPT. Dengan kenaikan lulusan Diploma IV, S1, S2, dan S3 yang naik 1,43 persen poin.
Secara keseluruhan, penurunan TPT pada Agustus 2024 merupakan langkah positif menuju pemulihan pasar tenaga kerja. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal pemerataan kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan serta antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
"Pemerintah dan berbagai pihak diharapkan dapat terus mengembangkan kebijakan yang dapat meningkatkan keterampilan dan akses pekerjaan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di sektor-sektor yang berpotensi menyerap lebih banyak tenaga kerja," pungkasnya. (b/m1)