KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus berinovasi meningkatkan produksi nikel. Terbaru, Antam bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk memasok listrik ke pabrik feronikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA). Peresmian penyambungan listrik grid PLN 150 MVA ke Pabrik Feronikel Antam Pomalaa itu sudah digelar awal pekan ini.
Direktur Utama PT Antam Tbk, Nico Kanter, yang hadir langsung dalam peresmian tersebut menjelaskan, pihaknya terus memerkuat posisi dalam mendukung hilirisasi mineral melalui kerja sama strategis dengan PLN. Dalam kolaborasi ini, PLN menyediakan pasokan listrik sebesar 150 MVA untuk smelter feronikel Antam di Kabupaten Kolaka. “Pasokan listrik dari PLN ini akan memungkinkan Antam beralih dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung program dekarbonisasi nasional,” jelasnya, kemarin.
Nico mengatakan, smelter Feronikel Antam yang dikelola Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Kolaka merupakan salah satu fasilitas kunci dalam rantai hilirisasi mineral. Melalui kerja sama tersebut, pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 27 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun, diharapkan dapat beroperasi lebih optimal dan efisien guna memenuhi permintaan pasar yang sebagian besar ditujukan untuk ekspor.
“Kolaborasi dengan PLN tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mendukung upaya perusahaan dalam melakukan transformasi teknologi dan mengurangi emisi karbon. Kerja sama ini merupakan langkah nyata dalam implementasi sinergi BUMN dalam mendukung hilirisasi dengan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi ini manfaatnya tidak hanya dirasakan kedua belah pihak, tetapi juga bagi upaya nasional menuju net zero emission pada tahun 2060,” ujar Nico.
Menurutnya, salah satu benefit penting dari kolaborasi tersebut adalah tersambungnya jaringan listrik dari sumber energi terbarukan. Ia mengungkapkan, dalam tahap awal pada tahun 2025 Antam berencana menggunakan listrik dengan energi terbarukan melalui skema pembelian renewable energy certificate (REC) sebesar 112.940 unit REC per tahun atau setara 112,9 Megawatt Hour (MWH).
“Langkah ini menjadi salah satu kontribusi Antam dalam mendukung transisi energi dengan penggunaan energi ramah lingkungan, sekaligus memastikan bahwa smelter feronikel di Kolaka dapat beroperasi dengan energi bersih,” tuturnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengungkapkan, pihaknya menyatakan komitmen untuk mendukung penuh kebutuhan listrik bagi industri smelter. Kata dia, smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia.
“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas dan harga yang kompetitif. PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan," ujar Darmawan.
Pihaknya siap menyuplai kebutuhan listrik smelter Antam di Kolaka melalui PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dan menjamin suplai listrik bersih dalam kondisi cukup dengan tingkat pembangkit energi terbarukan sebesar 45,78 persen, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Kerja sama ini bukan hanya menguntungkan bagi kedua BUMN, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional. Smelter feronikel Antam di Kolaka merupakan salah satu proyek strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi mineral dan menciptakan multiplier effect melalui investasi di sektor industri dan energi terbarukan.
“Dengan adanya kolaborasi ini, Antam semakin mantap melangkah dalam memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor mineral, serta dalam upaya transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” kata Darmawan. (b/fad)